الحمد لله رب العالمين. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله :وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أَمَّا بَعْدُ:
Penulisan mushaf Al-Qur’an sudah dimulai sejak masa Rasulullah صلى الله عليه وسلم Ketika itu beberapa Sahabat seperti Abu Bakar as-Siddiq, ‘Umar bin al-Khattab, ‘Utsman bin Affan, dan ‘Ali bin Abu Thalib رضي الله عنهم menulis ayat-ayat Al-Qur’an di pelepah pohon kurma, kulit kayu, dan tulang. Dengan begitu, ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم wafat semua ayat Al-Qur’an telah selesai ditulis, hanya saja masih terpisah-pisah dan susunan suratnya belum berurutan.
Pada masa Khalifah Abu Bakar رضي الله عنه, proses penulisan Al-Qur’an berkembang ke tingkat kodifikasi, yaitu pengumpulan salinan-salinan yang tersebar menjadi satu. Upaya ini lahir setelah banyak Sahabat yang hafal Al-Qur’an gugur dalam peperangan. Sahabat yang ditugasi mengumpulkan salinan-salinan tersebut adalah Zaid bin Tsabit رضي الله عنه.
Setelah Khalifah Abu Bakar رضي الله عنه meninggal dunia, mushaf yang telah disusun disimpan oleh Khalifah ‘Umar bin al-Khattab رضي الله عنه. Dan setelah Khalifah ‘Umar meninggal dunia, mushaf tersebut disimpan oleh putrinya, Hafsah binti ‘Umar رضي الله عنها.