Nama eBook: Amalan di Bulan Rabiul Awal
Penulis: Ustadz Abi Ubaidah حفظه الله dan Ustadz Abi Abdillah حفظه الله
Penulis diawal tulisan berkata:
Bila bulan Rab’iul Awal tiba, mayoritas kaum muslimin seakan tak sanggup melupakan sebuah acara rutin tahunan, warisan nenek moyang, yaitu perayaan maulid Nabi صلى الله عليه وسلم. Kenapa sampai demikian? Jawabnya amat mudah, karena memang perayaan maulid ini sudah mendarah daging dan mengakar di hati mereka. Perayaan ini telah melanda dunia, tak ketinggalan negeri kita, Indonesia.
Ironisnya, perayaan ini juga diminati oleh berbagai gerakan dakwah dan kalangan menengah atas. Bahkan ada juga yang menjadi ‘pejuang-pejuang’ perayaan ini. Wallohu Musta’an.
Perayaan peringatan maulid ini bermacam-macam bentuknya. Ada yang hanya sekedar berkumpul dan membacakan kisah maulid (kelahiran) Nabi صلى الله عليه وسلم, qasidah, dan ceramah agama. Ada yang membuat makanan serta sejenisnya untuk para hadirin. Ada yang merayakannya di masjid, langgar/surau dan ada yang di rumah.
Dan ada juga yang tak cukup hanya demikian, mereka meramaikan perayaan maulid ini dengan dibumbui keharaman dan kemungkaran. Seperti, ikhtilath (campur-baur) antara pria dan wanita, joget, dan menyanyi, bahkan syirik, semisal meminta pertolongan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم.
Masalah perayaan maulid Nabi صلى الله عليه وسلم merupakan polemik besar di kalangan kaum muslimin. Namun yang perlu dicatat bagi setiap muslim adalah hendaknya kita semua menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai hakim setiap perselisihan bila memang kita menghendaki kebenaran.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّـهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّـهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَ?لِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa’[4]: 59)
Kemudian kedua penulis menjelaskan sejarah perayaan maulid dan hukum merayakannya dengan memberikan 7 (tujuh argumen), semoga dapat kita simak dan kita amalkan dengan menghilangkan fanatik buta dan berpegang dengan apa yang Allah turunkan berupa al-Qur’an dan Hadits dan mengikuti Nabi dan para sahabat dalam memahami dan menjalankannya, amin..