Kunci Sukses Rumah Tangga Bahagia
Nama Ebook: Kunci Sukses Rumah Tangga Bahagia
Editor: Ustadz Abu Ubaidah as-Sidawi
الْـحَمْدُ للهِ رَبِ الْعَالَمِيْنَ. وَصَّلَّاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَ صْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:
Rumah tangga bahagia adalah tonggak utama berdirinya masyarakat dan ne gara rabbani yang kita idamkan bersama dan sumber kebaikan bagi individu dan masyarakat. Dari situlah akan lahir generasi tangguh yang akan menjadi unsur pembentuk masyarakat rabbani.
Karena urgensi rumah tangga ini, Iblis sangat berambisi untuk mengoyak dan merongrong keutuhan rumah tangga manusia, meretakkan hubungan cinta kasih bahtera rumah tangga, dan mengintai berbagai celah untuk menghancurkan kebahagiaan rumah tangga. Apakah kita ingin kalau Iblis bersoraksorai merayakan kemenangannya?!!
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas laut, kemudian ia mengirim bala tentaranya. Yang paling dekat kedudukannya dengan Iblis adalah yang paling besar perannya menggoda anak Adam. Salah satu dari mereka datang dan berkata, ‘Aku telah berbuat begini dan begini.’ Iblis mengatakan kepadanya, ‘Kamu belumlah berbuat apa-apa.’ Kemudian datang lagi anak buahnya yang lain dan berkata, ‘Aku tidak meninggalkan seorang anak Adam hingga aku bisa memisahkan antara suami dengan istrinya.’ Iblis lalu menyuruhnya mendekat lalu berkata, ‘Kamu anak buah yang hebat.’ Setelah itu Iblis merangkulnya.” (HR. Muslim)
Namun, kebahagiaan rumah tangga bahagia tentu tidaklah diraih/didapatkan hanya dengan khayalan dan impian belaka. Dibutuhkan usaha dan perjuangan ekstra. Oleh karena itu, Islam -sebagai agama yang sempurna- telah memberikan perhatian yang sangat besar dengan meletakkan pondasi, konsep, dan pedoman (kaidah)yang indah bagi suami istri. Jika keduanya mengamalkan prinsipprinsip tersebut dan membangun mahligai rumah tangganya dengan ramburambu tersebut maka dijamin rumah tangga mereka akan mendapatkan kebahagiaan serta tidak mudah goyah dan runtuh (baca: cerai) di kala menghadapi berbagai persoalan/kesulitan hidup.
Apa saja kaidahkaidah tersebut?!! Inilah yang akan dibahas dalam eBook ini, selamat membaca…
Hak-Hak Suami Terhadap Istri
Nama Ebook: Hak-Hak Suami Terhadap Istri
Editor: Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, MA.
الحمد الله وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، أما بعد:
Telah kita posting sebelumnya hak-hak istri terhadap suami, pada kesempatan kali ini kita akan membahas hak-hak suami. Pada dasarnya pembahasan kali ini hendaknya diketahui oleh para istri. Karena yang namanya hak-hak suami itu berarti kewajiban-kewajiban istri. Sebagaimana pula jika dikatakan hak-hak istri, maka maksudnya adalah kewajiban suami.
Dalam kehidupan ini pasti terkumpul pada diri seseorang dua hal yaitu hak-hak dan kewajiban. Seseorang memiliki hak-hak yang boleh dia tuntut dari orang lain yang memiliki kewajiban, dan di lain sisi dia memiliki kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan atas hak-hak orang lain yang ada pada dirinya. Dan seseorang yang cerdas tentunya berusaha untuk menunaikan hak orang lain sebelum dia memperhatikan hak-haknya. Karena meskipun seseorang tidak mendapatkan hak-haknya di dunia, pasti akan dia dapatkan hak-haknya di akhirat dan tidak akan hilang hak-hak tersebut. Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم dalam Sahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ
“Semua hak itu pasti akan dipenuhi pada hari kiamat kelak, hingga kambing bertanduk pun akan dituntut untuk dibalas oleh kambing yang tidak bertanduk.” (HR. Muslim 4/1997 no. 2582)
Kalau dalam hadits ini hewan saja akan diberikan hak balasnya atas kedzaliman hewan yang lain, maka tentu hak-hak manusiapun akan dipenuhi. Maka tatkala kita memiliki hak-hak yang tidak ditunaikan oleh bos kita, tidak ditunaikan oleh istri kita, tidak ditunaikan oleh sahabat kita, maka tidak perlu khawatir karena hak tersebut akan kembali cepat atau lambat. Jika kita tidak menerimanya di dunia, maka kita akan menerimanya di akhirat. Dan sebenarnya beruntung seseorang yang hak-haknya dikembalikan pada hari akhirat, karena pada waktu itu seseorang akan betul-berul butuh dengan pahala, sedangkan cara pengembalian hak-hak yang tidak didapatkan di dunia tersebut adalah dengan mentransfer pahala.
Maka yang lebih utama untuk kita perhatikan adalah hakhak orang yang ada pada diri kita. Dengan kata lain kewajiban kita kepada orang lain harus kita tunaikan terlebih dahulu. Dan jangan sampai kita meninggal dunia dalam kondisi ada hak orang lain yang belum kita tunaikan, karena perkara seperti ini sangatlah berbahaya.
Menunaikan hak-hak tersebut juga meliputi hak-hak suami terhadap istri maupun sebaliknya hak-hak istri terhadap suami. Terkadang ada seorang suami yang menuntut istrinya untuk melakukan ini dan itu, akan tetapi ketika istrinya meminta untuk ditunaikan haknya, dia tidak menunaikannya. Sebaliknya juga ada sebagian wanita yang hanya bisa menuntut haknya untuk dibelikan ini dan itu, akan tetapi ketika telah dihadapkan pada kewajiban-kewajibannya terhadap suaminya, diapun mengabaikannya.
Maka pembahasan hak-hak suami dan hak-hak istri sanggatlah penting untuk diketahui baik bagi yang telah menikah ataupun bagi yang beluk menikah. Karena kehidupan berumah tangga tidaklah gampang. Janganlah seseorang hanya berangan-angan dan memikirkan enaknya menikah, akan tetapi perlu diingat bahwa ada hak dan kewajiban di dalamnya, selamat membaca…