Alhamdulillah, kita memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas segala nimat yang dianugerahkan-Nya kepada kita, nikmat yang sangat banyak yang tiada dapat kita menghitungnya, kemudian shalawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat, Amma ba’du:
Dikesempatan ini kita ketengahkan Kaedah Fikih:
نِيَةُ الْـمَرْءِ أَبْلَغُ مِنْ عَمَلِهِ
Niat Lebih Utama Daripada Amalan
Kaidah ini menjelaskan keberkahan dan nilai pahala yang besar dalam niat. Karena niat semata sudah termasuk kategori ibadah yang diberi pahala oleh Allah عزّوجلّ.
Di antara yang menyebabkan timbangan amal kebaikan seseorang bertambah dan derajatnya naik di akhirat adalah niat yang shalih. Barangsiapa berniat baik maka ia akan mendapatkan pahala meskipun dia belum mampu merealisasikannya dengan amalan. Apabila niat baik itu disertai dengan amalan maka ia meraih dua pahala, yaitu pahala niat dan pahala amalan.
Banyak dalil yang menunjukkan dasar kaidah ini, diantaranya hadits Jabir bin Abdullah رضي الله عنهما, ia berkata, “Kami pernah bersama Nabi صلى الله عليه وسلم dalam suatu peperangan, kemudian Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:
إنَّ بِالْمَدِينَةِ لَرِجَالًا مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا إلَّا كَانُوا مَعَكُمْ حَبَسَهُمُ الـمَرَضَ. وفى روايةٍ، إِلَّا شَرَكُوكُمْ فِيْ الْأَجْرِ
Sesungguhnya di Madinah ada beberapa laki-laki yang mana tidaklah kalian menempuh perjalanan, tidak pula melewati lembah melainkan mereka bersama kalian, sakit telah menghalangi mereka. Dalam riwayat yang lain “Melainkan mereka berserikat dengan kalian dalam pahala”(HR. Bukhari dan Muslim)
Silahkan simak eBook ini lebih lanjut…
Download: