• Home
  • Aqidah
    • Aqidah Ahlus Sunnah
    • Rukun Iman
    • Tauhid Asma’ was Sifat
  • Manhaj
  • Fiqh
    • Thoharoh
    • Rukun Islam
      • Sholat
      • Zakat dan Sedekah
      • Puasa
      • Haji dan Umroh
    • Sakit dan Jenazah
    • Kaidah Fikih
    • Ekonomi Islam
    • Fiqh Kontemporer
    • Hukuman dan Peradilan
    • Keluarga dan Wanita
  • Adab, Doa dan Dzikir
    • Adab / Etika
    • Doa dan Dzikir
      • Do’a dan Dzikir Online
    • Tazkiyatun Nufus
  • Hadits
    • Kitab Hadits
    • eBook Biografi
    • Online Biografi
  • Qur’an
    • Murottal
  • Tafsir
  • Lainnya
    • Faedah
    • Khutbah Jum’at dan Hari Raya
    • Kesehatan
    • Blogging and Web
    • Tips & Triks
  • Download
    • Download eBook Islam PDF
    • Download eBook Islam Word
  • Daftar Isi
  • Tentang Saya

Download eBook Islam

Tayammum = Wudhu dan Mandi

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, kemudian shalawat dan salam untuk Nabi kita yang mulia Muhammad صلى الله عليه وسلم, keluarga, sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari yang dijanjikan, Amma ba’du:

Pada kesempatan yang mulia ini kita sampaikan sebuah kaidah yakni:

الطَّهَارَةُ بِاتَّيَمُّمِ كَالْطَهَارَةِبَالْـمَاءِ

BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM
SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR

Kaidah ini berdasarkan firman Allah عزّوجلّ:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua maia kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan me-nyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS al-Maidah [5]: 6)

Mari kita simak eBook ini, temukan dalil lainnya untuk kaidah ini, dan contoh penerapannya, semoga bermanfaat…

Download:

Download CHM atau Download ZIP atau Download PDF atau Download Word

Kaidah Fikih Tagged: Bersuci, Fikih, Kaidah, Thaharah, Wudhu'

Kaidah Sunnah Tarkiyyah

Alhamdulillah, kita memuji dan bersyukur kapada Allah عزّوجلّ atas segala nimat yang dianugerahkan-Nya kepada kita, kemudian shalawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang mana beliau adalah teladan kita dalam mengarungi kehidupan dunia ini agar selamat sampai ketujuan… Amma ba’du:

Dikesempatan ini kita ketengahkan Kaedah Fikih yang berhubungan dengan menjadikan beliau صلى الله عليه وسلم sebagai teladan yakni:

 كُلُّ فِعْلٍ تَوَفَّرَ سَبَبُهُ عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم وَلَـمْ يَفْعَلْهُ فَالْـمَشْرُوْعُ تَرْكُهُ

Setiap perbuatan yang sebabnya ada dizaman Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam , namun Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak mengerjakan perbuatan tersebut maka yang disyariatkan adalah meninggalkan perbuatan (yang tidak dilakukan) itu.

Kaidah ini menjelaskan bahwa perbuatan yang seharusnya bisa dan mudah dikerjakan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم, namun Beliau صلى الله عليه وسلم tidak melakukannya tanpa unsur paksaan, maka kita juga harus meninggalkan perbuatan itu dalam rangka beribadah kepada Allah عزّوجلّ. Karena apabila perbuatan tersebut disyariatkan tentu Nabi صلى الله عليه وسلم tidak meninggalkannya.

Dalam eBook ini akan dijelaskan kaidah ini dengan contoh-contohnya yang mana intinya ketika seseorang mendapati suatu amalan yang diklaim sebagai amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah عزّوجلّ, maka hendaklah ia melihat apakah amalan itu pernah dilakukan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم? Jika Beliau صلى الله عليه وسلم pernah melakukannya atau memerintahkannya maka tidak ada masalah jika dia mengamalkannya. Namun. jika ternyata tidak pernah dilakukan Nabi صلى الله عليه وسلم dan tidak pernah Beliau perintahkan padahal sebab pendorongnya telah ada maka hal itu menunjukkan bahwa yang disyariatkan adalah meninggalkan amalan tersebut.

Download:

Download CHM atau Download ZIP atau Download PDF atau Download Word

Kaidah Fikih Tagged: Bid'ah, Fikih, Ibadah, Kaidah, Sunnah, Tarkiyyah

Mengkompromikan Dua Dalil Lebih Utama

Alhamdulillah, kita memuji dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang dianugerahkan-Nya kepada kita, selanjutnya shalawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat, Amma ba’du:

Kaedah Fikih yang kita posting pada kesempatan yang mulia ini adalah:

إِعْمَالُ الدَّلِيْلَيْنِ أَوْلَى مِنْ إِهْمَالِ أَحَدِهِمَا مَا أَمْكَنَ

“Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunyaselamamasihmemungkinkan”

Kaidah ini menjelaskan patokan yangharus dipegang ketika kita menemui dua dalil yang nampaknya berseberangan atau bertentangan. Maka sikap kita adalah menjamak dan menggabungkan dua dalil tersebut selama masih memungkinkan. Karena keberadaan dalil-dalil itu untuk diamalkan dan tidak boleh ditinggalkan kecuali berdasarkan dalil yang Lain. Jadi hukum asalnya adalah tetap mengamalkan dalil tersebut.

Apabila ada dua dalil yang nampaknya berseberangan maka ada tiga alternatif dalam menyikapinya. Pertama. Kita menjamakkan dan mengkompromikan keduanya dengan mengkhusukan yang umum atau memberikan taqyid kepada yang mutlaq. Ini dilakukan apabila memang hal itu memungkinkan. Jika tidak memungkinmaka berpindah ke alternatif kedua, yaitu dengan an-naskh. Alternatif ini dilakukan dengan mencari dalil yang datangnya lebih akhirlalu kita jadikan sebagai nasikh (penghapus) kandungan dalil yang datang lebih awal, jika tidak memungkinkan juga, maka kita menempuh alternatif ketiga, yaitu kita mentarjih dengan memilih salah satu dari dua dalil tersebut mana yang lebih kuat.

Silahkan simak eBook ini lebih lanjut dan temukan contoh penerapannya…

Download:

Download CHM atau Download ZIP atau Download PDF atau Download Word

Kaidah Fikih Tagged: Dalil, Fikih, Kaidah, Menyikapi, Pertentangan

« Halaman Sebelumnya
Halaman Berikutnya »

Cari

Cara Membuka eBook CHM Klik disini

Arsip

Kategori

Tulisan Terakhir

  • Syarah Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Pengaruh Ibadah Dalam Kehidupan
  • Buruh dan Majikan Dalam Pandangan Islam

RSS Soal Jawab Agama Islam

  • Apa Definisi Anak Yatim
  • Menerima Darah Orang Kafir
  • Bolehkah Anak Kecil Satu Shaf Dengan Orang Dewasa
  • Sholat Orang yang Masbuq, Jika Imam Kelebihan Rakaat

RSS Doa dan Dzikir

  • Dzikir Adalah Penyelamat Dari Siksa Allah
  • Bacaan Ketika Akan Masuk WC dan Syarahnya dari Subulus Salam
  • Konsisten Dalam Ber-DZIKIR
  • Meminta Ampun dan Taubat