• Home
  • Aqidah
    • Aqidah Ahlus Sunnah
    • Rukun Iman
    • Tauhid Asma’ was Sifat
  • Manhaj
  • Fiqh
    • Thoharoh
    • Rukun Islam
      • Sholat
      • Zakat dan Sedekah
      • Puasa
      • Haji dan Umroh
    • Sakit dan Jenazah
    • Kaidah Fikih
    • Ekonomi Islam
    • Fiqh Kontemporer
    • Hukuman dan Peradilan
    • Keluarga dan Wanita
  • Adab, Doa dan Dzikir
    • Adab / Etika
    • Doa dan Dzikir
      • Do’a dan Dzikir Online
    • Tazkiyatun Nufus
  • Hadits
    • Kitab Hadits
    • eBook Biografi
    • Online Biografi
  • Qur’an
    • Murottal
  • Tafsir
  • Lainnya
    • Faedah
    • Khutbah Jum’at dan Hari Raya
    • Kesehatan
    • Blogging and Web
    • Tips & Triks
  • Download
    • Download eBook Islam PDF
    • Download eBook Islam Word
  • Daftar Isi
  • Tentang Saya

Download eBook Islam

Zakat Harta Perdagangan [Bisnis]

Zakat Harta Perdagangan[1]

زكاة عروض التجارة

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz رحمه الله

Pertanyaan:

Saya mempunyai toko bahan makanan, di dalamnya ada barang yang nilainya sekitar lima puluh ribu dinar. Saya mempunyai tanggungan hutang sebanyak dua puluh ribu dinar. Apakah toko wajib dikeluarkan zakatnya pada saat ini. bagaimana aku mengeluarkannya dan aku tidak mempunyai harta dalam simpanan kecuali sedikit sekali.

Jawaban:

Segala puji bagi Allah سبحانه و تعالي.

Pertama: Para ulama berbeda pendapat pada orang yang mempunyai nisab harta yang wajib zakat padanya, sedangkan ia mempunyai tanggungan hutang. Apakah zakat wajib pada kadar hutang dari harta atau tidak?

Yang rajih, sesungguhnya hutang tidak menghalangi kewajiban zakat. Dan atas dasar ini, maka Anda harus menghitung barang yang ada di toko di akhir tahun. Kemudian engkau mengeluarkan zakat semua harta, dan tidak dikurang darinya kadar hutang yang wajib atasnya.

Kedua: Adapun mengeluarkan zakat, sedangkan engkau tidak mempunyai uang. Maka pendapat yang rajih (kuat) pada zakat barang dagangan maka engkau boleh mengeluarkannya dalam bentuk barang.

Dan atas dasar ini, maka jika engkau tidak mempunyai uang, maka engkau mengeluarkan zakat dari barang yang ada padanya di dalam toko. Dan hal itu sudah cukup bagimu insya Allah سبحانه و تعالي. Dan engkau tidak boleh menunda zakat dari waktu wajibnya.

Syaikhul Islam رحمه الله berkata: boleh mengeluarkan zakat barang dagangan dalam bentuk barang. (Ikhtiyaraah hal. 101). [Selengkapnya …]

Zakat dan Sedekah Tagged: Fatwa Zakat, zakat bisnis, zakat harta perdagangan, zakat kain

Manasik Haji dan Umrah Bergambar

Nama Ebook: Manasik Haji dan Umrah Bergambar
Dasar Penulisan adalah Karya : Syaikh  bin Baz رحمه الله dan  Syaikh Al-Albani رحمه الله

Kelebihan:

  1. Ditulis berdasarkan 2 alim besar abad ini bin Baz رحمه الله dan al-Albani رحمه الله
  2. Suplemen nasehat dari ahli fiqh zaman ini yakni syaikh al-Utsaimin رحمه الله
  3. Manasik haji dan umrah disajikan runtut dalam gambar yang informatif
  4. Praktis
  5. Disertai kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan haji yang dilakukan sebagian jamaah

Melihat begitu informatif dan praktisnya ebook ini, maka bagi siapa saja terutama yang akan menunaikan rukun Islam kelima layak mendownload dan membaca ebook manasik haji ini

Download:
Download CHM mirror-1 Download CHM  mirror-2 Download CHM mirror-3 Download CHM

Tulisan Terkait:
Umroh dan Umroh Ta’nim
Fikih Ziarah Madinah
10 Faedah Tentang Haji
Tanda-tanda Haji Mabrur
Panduan Berhaji Sehat

Haji dan Umroh Tagged: Bimbingan Haji Praktis, ebook haji, fiqh haji dan umrah, Haji dan Umrah, Manasik Haji dan Umrah Bergambar, Manasik Haji Nabi, Sifat Haji Nabi, Tuntunan Haji dan Umrah

Peringatan Penting Seputar Kesalahan Dalam [Setelah] Shalat

[1]Beberapa hal biasa dilakukan oleh banyak orang setelah shalat fardhu (wajib) yang lima waktu, tapi tidak ada contoh dan dalil dari Rasulullah  صلي الله عليه وسلم dan para Sahabat ridhwaanullaah ‘alaihim ajma’iin.

Di antara kesalahan dan bid’ah tersebut ialah:

1. Mengusap muka setelah salam.[2]

2. Berdo’a dan berdzikir secara berjama’ah yang di pimpin oleh imam shalat.[3]

3. Berdzikir dengan bacaan yang tidak ada nash/ dalilnya, baik lafazh maupun bilangannya, atau berdzikir dengan dasar hadits yang dha’if (lemah) atau maudhu’ (palsu).

Contoh:

  • –      Sesudah salam membaca: “Alhamdulillaah.”
  • –      Membaca surat al-Faatihah setelah salam.
  • –      Membaca beberapa ayat terakhir surat al-Hasyr dan lainnya.

4. Menghitung dzikir dengan memakai biji-bijian tasbih atau yang serupa dengannya. Tidak ada satu pun hadits yang shahih tentang menghitung dzikir dengan biji-bijian tasbih, bahkan sebagiannya maudhu’ (palsu).[4] Syaikh al-lbani رَحِم الله mengatakan: “Berdzikir dengan biji-bijian tasbih adalah bid’ah.”[5]

Syaikh Bakr Abu Zaid mengatakan bahwa berdzikir dengan menggunakan biji-bijian tasbih menyerupai orang-orang Yahudi, Nasrani, Budha, dan perbuatan ini adalah bid’ah dhalaalah.[6]

Yang disunnahkan dalam berdzikir adalah dengan menggunakan jari-jari tangan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍ رَضِيَ اللهُ قَلَ: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيْحَ بِيَمِيْنِهِ

“Dari Abdullah bin Amr  رضي الله عنه , ia berkata: Aku melihat Rasulullah صلي الله عليه وسلم menghitung bacaan tasbih dengan jari-jari tangan kanannya.”[7]

Bahkan, Nabi صلي الله عليه وسلم memerintahkan para Sa­habat wanita menghitung; Subhaanallaah, al­hamdulillaah, dan mensucikan Allah dengan jari-jari, karena jari-jari akan ditanya dan di­minta untuk berbicara (pada hari Kiamat).[8]

5. Berdzikir dengan suara keras dan beramai-ramai (bersamaan/ berjama’ah).

Allah  سبحانه و تعالي memerintahkan kita berdzikir dengan suara yang tidak keras (QS. Al-A’raaf ayat 55 dan 205, lihat Tafsiir Ibni Katsir tentang ayat ini).

Nabi صلي الله عليه وسلم melarang berdzikir dengan suara keras sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Muslim dan lain-lain.

Imam asy-Syafi’i menganjurkan agar imam atau makmum tidak mengeraskan bacaan dzikir.[9]

6. Membiasakan/merutinkan do’a setelah shalat fardhu (wajib) dan mengangkat tangan pada do’a tersebut, (perbuatan ini) tidak ada contoh­nya dari Rasulullah صلي الله عليه وسلم.[10]

7. Saling berjabat tangan seusai shalat fardhu (bersalam-salaman). Tidak ada seorang pun dari Sahabat atau Salafush Shalih  yang ber­jabat tangan (bersalam-salaman) kepada orang disebelah kanan atau kiri, depan atau belakang­nya apabila mereka selesai melaksanakan shalat. Jika seandainya perbuatan itu baik, maka akan sampai (kabar) kepada kita, dan ulama akan menukil serta menyampaikannya kepada kita (riwayat yang shahih.Pen).

Para ulama mengatakan: “Perbuatan ter­sebut adalah bid’ah.”[11]

Berjabat tangan dianjurkan, akan tetapi me­netapkannya di setiap selesai shalat fardhu tidak ada contohnya, atau setelah shalat Shubuh dan ‘Ashar, maka perbuatan ini adalah bid’ah.[12] Wallaahu a’lam bish Shawaab.


[1] Tulisan ini adalah sebuah judul dalam buku Dzikir Pagi dan Petang dan sesudah Shalat Fardhu Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah yang Shahih karya Abdul Qadir Jawas, dan Insya Allah kami akan memposting buku tersebut secara lengkap

[2] Lihat, Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha’iifah wal Maudhuu’ah no. 660 oleh Imam al-Albani

[3] Al-I’tishaam, Imam asy-Syathibi hal. 455456 tahqiq Syaikh Salim al-Hilali, Fataawa al-Lajnah ad-Daa-imah VII/104-105, Fataawa Syaikh bin Baaz XI/188-189, as-Sunan wal Mub-tada’aat hal. 70. Perbuatan ini bid’ah, (al-Qaulul Mubiin fii Akhthaa-il Mushalliin hal. 304-305).

[4] Lihat, Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha’iifah wal Maudhuu’ah no. 83 dan 1002

[5] Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha’iifah I/185

[6] As-Subbah Taariikhuha wa Hukmuha hal. 101 cet. I Daarul ‘Ashimah 1419 H – Syaikh Bakr bin ‘Abdillah Abu Zaid.

[7] Hadits shahih, riwayat Abu Dawud no. 1502, dan at-Tirmidzi no. 3486, Shahiih at-Tirmidzi IH/146 no. 2714, Shahiih Abi Dawud 1/280 no. 1330, al-Hakim 1/547, al- Baihaqi 11/253

[8] Hadits hasan, riwayat Abu Dawud no. 1501, dan at-Tirmidzi. Dihasankan oleh Imam an-Nawawi dan Ibnu Hajar al-Asqalani

[9] Lihat Zaadul Ma’aad 1/357 tahqiq al-Arna’uth. Majmuu’ Fataawa, Syaikh bin Baaz XI/167-168

[10] Tamaamul Kalaam fi bid’iyyatil Mushaafahah ba’das Salaam- DR. Muhammad Musa Alu Nashr

[11] Al-Qaulul Mubiin fii Akhtbaa-il Mushalliin hal. 293-294 -Syaikh Masyhur Hasan Salman

[12] Al-Qaulul Mubiin fii Akhthaa-il Mushalliin hal. 294-295 dan Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah 1/53

Baca offline, download Peringatan Penting Seputar Kesalahan Sesudah Shalat.doc, ukuran berkas 41,5 kb

Sholat Tagged: Bid'ah setelah Shalat, Dzikir Berjamaah, Kesalahan Setelah Shalat

« Halaman Sebelumnya
Halaman Berikutnya »

Cari

Cara Membuka eBook CHM Klik disini

Arsip

Kategori

Tulisan Terakhir

  • Syarah Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Pengaruh Ibadah Dalam Kehidupan
  • Buruh dan Majikan Dalam Pandangan Islam

RSS Soal Jawab Agama Islam

  • Apa Definisi Anak Yatim
  • Menerima Darah Orang Kafir
  • Bolehkah Anak Kecil Satu Shaf Dengan Orang Dewasa
  • Sholat Orang yang Masbuq, Jika Imam Kelebihan Rakaat

RSS Doa dan Dzikir

  • Dzikir Adalah Penyelamat Dari Siksa Allah
  • Bacaan Ketika Akan Masuk WC dan Syarahnya dari Subulus Salam
  • Konsisten Dalam Ber-DZIKIR
  • Meminta Ampun dan Taubat