• Home
  • Aqidah
    • Aqidah Ahlus Sunnah
    • Rukun Iman
    • Tauhid Asma’ was Sifat
  • Manhaj
  • Fiqh
    • Thoharoh
    • Rukun Islam
      • Sholat
      • Zakat dan Sedekah
      • Puasa
      • Haji dan Umroh
    • Sakit dan Jenazah
    • Kaidah Fikih
    • Ekonomi Islam
    • Fiqh Kontemporer
    • Hukuman dan Peradilan
    • Keluarga dan Wanita
  • Adab, Doa dan Dzikir
    • Adab / Etika
    • Doa dan Dzikir
      • Do’a dan Dzikir Online
    • Tazkiyatun Nufus
  • Hadits
    • Kitab Hadits
    • eBook Biografi
    • Online Biografi
  • Qur’an
    • Murottal
  • Tafsir
  • Lainnya
    • Faedah
    • Khutbah Jum’at dan Hari Raya
    • Kesehatan
    • Blogging and Web
    • Tips & Triks
  • Download
    • Download eBook Islam PDF
    • Download eBook Islam Word
  • Daftar Isi
  • Tentang Saya

Download eBook Islam

Upaya Penyejuk Hati dan Kebahagiaan

Nama eBook: Upaya Penyejuk Hati dan Kebahagiaan
Oleh: Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron حفظه الله

:الحمد الله وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، أما بعد

Telah kita posting sebelumnya eBook Penyebab Hidup Sengsara, lalu bagaimana agar hati sejuk dan penuh kebahagiaan?

Syaikh   Abdurrahman   bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata:   Ketahuilah bahwa setiap insan mendambakan dirinya memiliki jiwa yang tenang, gembira, tidak sedih dan susah. Karena dengan ketenangan jiwa, hidupnya menjadi baik dan penuh dengan kegembiraan …. Kita menjumpai manusia walaupun sering ditimpa musibah akan tetapi hidupnya nyaman dan tenteram, ada juga sebagian mereka ketika ditimpa musibah hancur hatinya dan celaka hidupnya, dan ada yang setengah-setengah. Semua itu tergantung hidayah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Adapun diantara penyebab yang menjadikan jiwa tenang:

  1. Beriman dan beramal sholih
  2. Berupaya berbuat baik kepada manusia dengan perkataan, perbuatan, dan semua bentuk kebajikan
  3. Menyibukkan diri dengan pekerjaan dan ilmu yang bermanfaat, karena dengan upaya ini akan memadamkan kegoncangan jiwa
  4. Memusatkan pikirannya untuk melakukan pekerjaan pada hari ini dan tidak dihantui oleh pikiran-pikiran masa depan atau kesedihan masa lalu
  5. Senantiasa berdzikir kepada Alloh, karena ingat kepada Alloh memperkuat kelapangan jiwa dan ketenangan hati
  6. Sering menyebut nikmat Alloh, baik yang nampak atau yang tersembunyi, karena dengan menceritakan nikmat Alloh akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahan hati
  7. Dalam urusan dunia hendaknya melihat orang yang di bawahnya
  8. Berusaha menghilangkan penyebab-penyebab yang menyedihkan hati
  9. Berdo’a
  10. Memperkirakan kemungkinan terburuk yang akan menimpanya, kemudian menguatkan diri untuk siap menerimanya
  11. Hendaknya memiliki jiwa optimis, tidak panik dan larut dalam bayangan buruk
  12. Hanya tawakkal kepada Alloh dan berusaha menolak keraguan
  13. Menolak kejelekan dengan kebaikan, atau pandai di dalam bergaul
  14. Ketika menghadapi perkara yang dibenci, segera ingatlah kenikmatan yang lain, baik kenikmatan dien ataupun dunia
  15. Perlu diketahui bahwa insan yang mengganggu dirimu dengan perkataan yang buruk tidaklah membahayakan dirimu, akan tetapi membahayakan mereka sendiri
  16. Ketahuilah bahwa hidupmu dikendalikan oleh hati dan pikiran. Jika semua tindakan engkau kembalikan kepada kemaslahatan dien dan dunia, maka hidupmu sejahtera
  17. Memantapkan jiwa hendaknya tidak demi mencari “terima kasih” atau imbalan dari siapapun melainkan dari Alloh
  18. Mengatasi masalah saat itu juga untuk kemudian berkonsentrasi terhadap masa depan
  19. Mendahulukan pekerjaan yang terpenting di antara yang penting

Sedangkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata: “Tiga kunci kebahagiaan: (1) Bersyukur bila memperoleh nikmat, (2) Bersabar ketika ditimpa musibah, (3) Beristighfar tatkala berbuat maksiat.”

Selamat menyimak, semoga bermanfaat….

Download:
Download CHM atau Download ZIP atau Download PDF atau Download Word

Tazkiyatun Nufus Tagged: Bahagia, Cara, Hati, Hidup, Menggapai, Tentaram

Dunia Dalam Pandangan Seorang Muslim

Nama eBook: Dunia Menurut Pandangan as-Sunnah
Oleh: Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron حفظه الله

:الحمد الله وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، أما بعد

Dunia bagi kaum muslimin adalah sarana menuju kampung akhirat, karena itu mari kita perhatikan beberapa kaidah akan hal dunia di bawah ini:

  1. Jangan tertipu oleh dunia
  2. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam lebih menyukai hidup sederhana dalam urusan dunia
  3. Orang mu’min hendaknya lebih menyukai kehidupan akhirat daripada dunia
  4. Dunia tempat balak dan fitnah
  5. Manusia rakus dunia
  6. Bahaya rakus urusan dunia
  7. Dunia bagi orang Islam seperti penjara
  8. Hindari Tabdzir
  9. Hidup sederhana
  10. Keindahan dunia berbahaya bagi yang tipis iman

Demikianlah secara ringkas akan dunia, silahkan baca eBook selengkapnya dan semoga bermanfaat….

Download:

Download CHM atau Download ZIP atau Download PDF atau Download Word

Tazkiyatun Nufus Tagged: Bahaya, Dunia, Fitnah, Islam, Tipuan

Ulbah bin Zaid: Kedermawanan sang Fakir

Al-lmam Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab Kitab al-Bidayah wa Nihayah menceritakan seorang sahabat bernama Ulbah bin Zaid al-Haritsi radhiyallahu ‘anhu.

Ketika itu, musim panceklik sedang melanda Madinah. Ekonomi kaum muslimin sedang sulit. Musim panas sedang berada di puncaknya. Angin musim itu juga membawa hawa panas, debu-debu beterbangan mengotori atap-atap dan halaman rumah penduduk kota Madinah, kulit serasa diiris, mata perih seperti diteteskan air cuka pada luka.

Pada kondisi yang demikian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan seruan Jihad ke daerah Tabuk, Beliau mengajak para dermawan untuk menginfakkan harta mereka demi keberangkatan pasukan prihatin ini, dalam sejarah dikenal dengan Jaisyul ‘Usroh.

Para munafiqin gelisah dengan perjalanan jauh di musim itu. Mereka selalu mengatakan: “Seharusnya keberangkatan tidak musim panas ini”; adapun kaum muslimin seperti yang saksikan sahabat Ulbah, ia melihat kesibukan yang dilakukan kaum muslimin untuk persiapan jihad ke Tabuk. la melihat kaum muslimin dari seluruh pelosok negeri tinggal dan menetap di tanah kelahirannya, yaitu Madinah, untuk menunggu hari keberangkatan mereka berjihad.

Para sahabat seperti Abu bakar, Umar, Abdurrahman, Abbas, Thalhah, Sa’ad bin Ubadah, Muhammad bin Maslamah dan para sahabat lainnya radhiyallahu ‘anhum baik yang kaya maupun sedikit harta berlomba-lomba menginfakkan hartanya untuk jihad tersebut.

Adupun Ulbah bin Zaid al-Haritsi radhiyallahu ‘anhu adalah orang yang miskin tak memiliki apapun, melihat kaum muslimin berinfak dan bersiap menuju jihad, pulanglah Ulbah radhiyallahu ‘anhu membawa semua kesedihannya. Ketika senja sudah menutupi bumi, dan malam pun telah larut, Ulbah belum bisa memejamkan matanya sekejap pun. Yang dapat ia lakukan adalah berbolak-balik ke kiri dan ke kanan di atas tikar tidurnya, apa yang dapat dia infakkan untuk jihad, karena dalam perang ini Rasulullah tidak membawa pasukan yang tidak memiliki kenderaan, ia menangis….mengadu kepada Allah dan bersedekah…

Apakah yang disedekahkan oleh Ulbah radhiyallahu ‘anhu, padahal ia tidak memiliki harta, bahkan Rasulullah di shubuh hari berkata kepadanya, “Bergembiralah Ulbah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh sedekahmu malam dini hari tadi telah ditetapkan sebagai sedekah yang diterima.”, silahkan baca eBook-nya….

Download:
Download CHM atau Download ZIP atau Download PDF atau Download Word

Hadits, Tazkiyatun Nufus Tagged: Bekal Jihad, Jaisyul 'Usroh, Kisah Haru, Muhammad, Perang Tabuk, Sahabat, Sedekah

« Halaman Sebelumnya
Halaman Berikutnya »

Cari

Cara Membuka eBook CHM Klik disini

Arsip

Kategori

Tulisan Terakhir

  • Syarah Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Pengaruh Ibadah Dalam Kehidupan
  • Buruh dan Majikan Dalam Pandangan Islam

RSS Soal Jawab Agama Islam

  • Apa Definisi Anak Yatim
  • Menerima Darah Orang Kafir
  • Bolehkah Anak Kecil Satu Shaf Dengan Orang Dewasa
  • Sholat Orang yang Masbuq, Jika Imam Kelebihan Rakaat

RSS Doa dan Dzikir

  • Dzikir Adalah Penyelamat Dari Siksa Allah
  • Bacaan Ketika Akan Masuk WC dan Syarahnya dari Subulus Salam
  • Konsisten Dalam Ber-DZIKIR
  • Meminta Ampun dan Taubat