• Home
  • Aqidah
    • Aqidah Ahlus Sunnah
    • Rukun Iman
    • Tauhid Asma’ was Sifat
  • Manhaj
  • Fiqh
    • Thoharoh
    • Rukun Islam
      • Sholat
      • Zakat dan Sedekah
      • Puasa
      • Haji dan Umroh
    • Sakit dan Jenazah
    • Kaidah Fikih
    • Ekonomi Islam
    • Fiqh Kontemporer
    • Hukuman dan Peradilan
    • Keluarga dan Wanita
  • Adab, Doa dan Dzikir
    • Adab / Etika
    • Doa dan Dzikir
      • Do’a dan Dzikir Online
    • Tazkiyatun Nufus
  • Hadits
    • Kitab Hadits
    • eBook Biografi
    • Online Biografi
  • Qur’an
    • Murottal
  • Tafsir
  • Lainnya
    • Faedah
    • Khutbah Jum’at dan Hari Raya
    • Kesehatan
    • Blogging and Web
    • Tips & Triks
  • Download
    • Download eBook Islam PDF
    • Download eBook Islam Word
  • Daftar Isi
  • Tentang Saya

Download eBook Islam

Keistimewaan Aqidah Islam [Ahlus Sunnah wal Jama’ah]

Nama Ebook: Keistimewaan Aqidah Islam [Ahli Sunnah wal Jama’ah]

Penulis : Syaikh Muhammad Ibrahim al-Hamd

Format File: chm, ukuran File: 75,13 kb,  Download/ unduh: disini

Ringkasan:

Syaikh Muhammad Ibrahim al-Hamd menjelaskan akan keistimewaan aqidah ahlus sunnah wal jama’ah yang tidak dimiliki oleh agama lain dan juga tidak dimiliki firqah-firqah lainnya yang diantaranya adalah:

  1. Sumber Pengambilannya adalah Murni
  2. Berdiri di atas Pondasi Penyerahan Diri kepada Allah dan Rasul-Nya
  3. Sesuai dengan Fitrah yang Lurus dan Akal yang Sehat
  4. Sanadnya Bersambung kepada Rasulullah, Para Tabi’in, dan Imam-Imam Agama, baik dalam Bentuk Ucapan, Perbuatan, maupun Keyakinan (I’tiqad)
  5. Jelas, Mudah dan Terang..
  6. dan puluhan keistimewaan lainnya………

Download  dan baca selengkapnya Keistimewaan Aqidah Islam [Ahli Sunnah wal Jama’ah]

Download dan baca pula……

  • Syarah ‘Aqidah Al-Wasithiyah
  • Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
  • Ushuulus Sunnah-Humaidi
  • Kitab Tauhid

Aqidah Tagged: Aqidah, Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, ebook Aqidah, Istimewanya Aqidah Ahlul Sunnah wal Jama'ah, Keistimewaan Aqidah Islam, Keistimewaan Islam

Bulughul Maram

Nama Ebook: Bulughul Maram
Penulis : Imam Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Asqalany
Compile by: Dani Hidayat/ Pustaka Al-Hidayah

Pengantar:

Bulughul Maram Min Adillatil Ahkaam merupakan salah satu kumpulan hadits yang paling populer dalam dunia Islam, Penulisnya Ibnu Hajar adalah pakar hadits yang sulit dicari bandingnya sampai hari ini, karya beliau yang paling populer adalah Fathul Baari yang merupakan Syarah Kitab Shahih Bukhari.

Dalam Bulughul Maram ini, Ibnu Hajar mengumpulkan hadits yang berjumlah sekitar 1597 Hadits Nabawi, beliau mengumpulkan dalam Bulughul Maram ini terutama hadits-hadits hukum, beliau memilih hadits-hadits yang paling cocok dalam suatu permasalahan yang beliau susun dalam sistematika fiqh……

Fitur ebook:
Ebook Bulughul Maram oleh akhi Dani Hidayat ini merupakan format chm dengan fitur:

  1. Hadits-hadits disusun dengan urutan yang baik dengan daftar isi per kitab dan bab-bab
  2. Pencarian perkata [beberapa kata] sangat baik
  3. Hasil pencarian ditandai dengan huruf tebal
  4. Teks arab dan terjemah latin dapat dicopy-paste

Update versi 3.01 [ditulis 22 Maret 2010]

  1. Terjemahan dibawah teks hadits
  2. Ditambahkan syarah/ penjelasan beberapa hadits
  3. lain-lain sama seperti fitur versi 2.

Download  Versi 2:
Download CHM mirrorDownload CHM

Download  Versi 3:
Download CHM mirrorDownload CHM

 

Kitab Hadits Tagged: Bulughul Maram, ebook hadits, Fiqih Hadits, Hadis, Hadits, Hadits Arab dan terjemah, Hadits Fiqh, Hadits-hadits Hukum

Menyikapi Perbedaan Pendapat [Ulama] Dengan Benar

[1]Jika seorang muslim mendapati banyak fatwa dalam suatu permasalahan maka bagaimana sikapnya yang benar dengan perbedaan pendapat ini? Jawabannya, tidak boleh dia mencari-cari rukhshoh para fuqoha dan dia wajib mengikuti pendapat yang benar dalam permasalahan tersebut.

Lalu apakah yang harus dia lakukan? Jawabannya, selayaknya pilihannya itu berdasarkan timbangan yang pasti, yang bisa digunakan untuk mengetahui pendapat yang rojih (kuat) dari pendapat yang marjuh (lemah). Timbangan ini adalah firman Alloh سبحانه و تعالي:

فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh (al-Qur’an) dan Rosul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. an-Nisa’ [4]: 59)

Sebab itu, pendapat mana saja yang sesuai dengan al-Kitab dan as-sunnah adalah benar. Sebaliknya, pen­dapat yang menyelisihi al-Kitab dan as-sunnah batil.

Wajib atas seorang muslim yang mampu meneliti untuk memilih pendapat yang sesuai dengan dalil yang kuat. Imam Ibnu Abdil Barr  رحمه الله berkata: “Yang wajib dalam menyikapi perselisihan para ulama adalah mencari dalil dari al-Kitab dan as-sunnah serta ijma’ dan qiyas yang berdasarkan ushul (kai­dah-kaidah pokok) yang bersumber dari semua itu, tidak bisa tidak. Dan jika dalil-dalil (khilaf tersebut) adalah sama-sama kuat maka wajib untuk memilih pendapat yang paling menyerupai dengan apa-apa yang telah kita sebutkan dengan Kitab dan Sunnah. Apabila dalil-dalil (khilaf tersebut) tidak jelas maka wajib untuk tawaqquf (menahan diri). Apabila se­seorang terpaksa mengamalkan salah satu pendapat (dari khilaf tersebut) pada kondisi yang khusus pada dirinya maka ia boleh taqlid sebagaimana dibolehkan bagi orang awam.” (Jami’ Bayanil-Ilmi hlm. 903)

Wajib atas seorang muslim untuk meminta fatwa kepada orang yang telah terpenuhi syarat-syarat untuk berfatwa, baik dalam hal ilmu maupun waro’ (kehati-hatian). Janganlah dia bertanya kepada orang yang yang mengeluarkan fatwa dengan kebodohan dan kebohongan. Janganlah pula dia bertanya ke­pada orang-orang yang tasahul (bermudah-mudah) dalam berfatwa, yaitu yang suka memberi fatwa de­ngan rukhshoh dan kilah (penipuan terselubung). Mereka tidak boleh dimintai fatwa.

Demikian pula, wajib atas pencari kebenaran un­tuk ber-isti’anah (mohon pertolongan) kepada Alloh سبحانه و تعالي dan tunduk kepada-Nya dengan berdo’a agar Alloh سبحانه و تعالي menunjukinya menuju kebenaran. Dan hen­daklah dia berdo’a dengan do’a Nabi صلي الله عليه وسلم:

اللَّهُمَّ! رَبَّ جِبْرَائِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَإِسْرِافِيْلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ  عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْمَا كَانُوا فِيْهِ يَخْتَلِفُونَ  اِهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إَنَّكَ تَهْدَي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

“Ya Alloh, Robb Jibril, Mikail, dan Isrofil. Yang menciptakan langit dan bumi, yang mengetahui perkara ghaib dan yang tampak, Engkau menghakimi hamba-hamba-Mu pada apa-apa yang mereka perselisihkan. Tun­jukkanlah kepadaku kebenaran dari apa-apa yang mereka perselisihkan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjuki siapa saja yang Engkau kehendaki menuju ja­lan yang lurus.” (HR. Muslim: 1/534 dari Aisyah رضي الله عنها)

Jika khilaf sangat kuat sehingga seorang muslim tidak mampu mengetahui mana yang benar, maka dia (boleh) bertaqlid kepada orang yang dia percayai ilmu dan din-nya dan tidaklah dia dibebani dengan beban yang lebih dari ini. Imam al-Khotib al-Baghdadi رحمه الله berkata dalam al-Faqih wal-Mutafaqqih (3/348): “Jika seseorang berkata: ‘Bagaimana pendapatmu terhadap orang awam yang meminta fatwa, jika ada dua orang yang memberinya fatwa, sedangkan ke­dua orang tersebut berselisih, dia boleh taqlid?’ Maka dijawab, untuk perkara ini ada dua sisi: pertama, jika orang awam tersebut luas akalnya dan baik pema­hamannya maka ia wajib bertanya kepada dua orang yang berselisih tersebut tentang madzhab (pendapat) mereka beserta hujjah mereka lalu dia mengambil pendapat yang paling kuat menurut dia. Namun jika akalnya kurang tentang hal ini dan pemahamannya tidak baik maka dia boleh taqlid kepada pendapat yang paling baik menurut dia di antara kedua orang tersebut. Ada yang berpendapat bahwa dia boleh mengambil yang dia kehendaki dari orang-orang yang berfatwa, dan ini adalah yang shohih karena dia bukan ahli ijtihad —sehingga yang bisa dia lakukan hanyalah merujuk kepada perkataan seorang ulama yang dipercaya dan dia telah melakukan hal itu— maka hal itu telah mencukupinya. Wallohu A’lam.”

Baca offline…., Download Menyikapi Perbedaan Pendapat [Ulama] Dengan Benar.doc ukuran file 34,5 kb


[1] Ini adalah penggalan dari artikel dengan judul Tatabbu’ Rukhosh Adalah Awal Kehancuran oleh Arif Fathul Ulum bin Ahmad Syaifullah dalam Majalah Al-Furqon Edisi 06, th. Ke-8, 1430 H

Manhaj Tagged: Mencari-cari Keringanan Dalam Agama, Perbedaan Pendapat Ulama, Sikap Terhadap Perbedaan Ulama

« Halaman Sebelumnya
Halaman Berikutnya »

Cari

Cara Membuka eBook CHM Klik disini

Arsip

Kategori

Tulisan Terakhir

  • Syarah Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Pengaruh Ibadah Dalam Kehidupan
  • Buruh dan Majikan Dalam Pandangan Islam

RSS Soal Jawab Agama Islam

  • Apa Definisi Anak Yatim
  • Menerima Darah Orang Kafir
  • Bolehkah Anak Kecil Satu Shaf Dengan Orang Dewasa
  • Sholat Orang yang Masbuq, Jika Imam Kelebihan Rakaat

RSS Doa dan Dzikir

  • Dzikir Adalah Penyelamat Dari Siksa Allah
  • Bacaan Ketika Akan Masuk WC dan Syarahnya dari Subulus Salam
  • Konsisten Dalam Ber-DZIKIR
  • Meminta Ampun dan Taubat