Alhamdulillah, kita telah mengutaran keutamaan surat atau ayat tertentu dalam al-Qur’an, seperti keutamaan surat al-Fatihah, surat al-Baqarah, ayat Kursi, Dua Ayat terakhir al-Baqarah, surat al-Kahfi, al-Kafirun, al-Ikhlas dan surat al-Falaq dan an-Naas, masing-masing dalam satu tulisan, berikut kita utarakan pula keutamaan surat-surat lainnya dalam sebuah tulisan, semoga bermanfaat…
1. Surat Ali ‘Imran dan al-Baqarah Akan Melindungi Pembacanya
النَّوَّاسَ بْنَ سَمْعَانَ الْكِلَابِيَّ يَقُولُا: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَمْثَالٍ مَا نَسِيتُهُنَّ بَعْدُ قَالَ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلَّتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرْقٌ أَوْ كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا
An-Nawwas bin Sam’an al-Kilabi radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “al-Qur’an akan didatangkan pada hari kiamat bersama Ahlinya yang telah beramal dengannya, dan yang pertama kali adalah surat al-Baqarah dan Ali ‘Imran.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan tiga permisalan terkait dengan keduanya, aku tidak akan melupakannya setelah itu, yakni: “Seperti dua tumpuk awan hitam yang diantara keduanya terdapat cahaya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya.” (HR. Muslim No. 805)
2. Surat al-Fath Lebih Berharga Dari Dunia Seisinya
Imam al-Bukhari mengisahkan hadits tentang Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, dimana beliau mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ سُورَةٌ لَهِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ثُمَّ قَرَأَ إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا
“Sungguh telah diturunkan kepadaku tadi malam surat yang lebih aku sukai daripada apa yang matahari terbit di atasnya (dunia)’. Kemudian beliau membaca, ‘Sungguh Kami telah memberi kemenangan untukmu dengan kemenangan yang nyata’ (QS. al-Fath).”
HR. al-Bukhari No. 5012 pada Bab Keutamaan Surat al-Fath, beliau meriwayatkan juga di No.4177 dan 4833.
عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ: إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ إِلَى قَوْلِهِ فَوْزًا عَظِيمًا، مَرْجِعَهُ مِنْ الْحُدَيْبِيَةِ وَهُمْ يُخَالِطُهُمْ الْحُزْنُ وَالْكَآبَةُ وَقَدْ نَحَرَ الْهَدْيَ بِالْحُدَيْبِيَةِ فَقَالَ: لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَةٌ هِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا جَمِيعًا
Dari Qatadah bahwa Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu telah menceritakan kepada mereka, dia berkata: “Ketika turun ayat: ‘Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberikan ampunan kepadamu terhadap dosamu -hingga firmanNya- dengan pertolongan yang kuat (banyak).’ (QS. Al Fath: 1-3), ketika itu mereka baru pulang dari Hudaibiyyah dengan diliputi perasaan lelah dan sedih, padahal mereka telah menyembelih binatang kurban. Maka beliau bersabda: “Sungguh telah turun kepadaku suatu ayat yang lebih aku cintai daripada dunia seisinya.” (HR. Muslim No. 1786)
3. Surat al-Mulk Memberi Syafaat Bagi Shohib-Nya
ثُعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: سُورَةٌ مِنْ الْقُرْآنِ ثَلَاثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ
Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada suatu surat dari al-Qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia di ampuni, yaitu: “Tabaarakal Ladzii Biyadihil Mulk” (Surat al-Mulk).
HR. Abu Dawud No. 1400 dan ini redaksinya, at-Tirmidzi No. 2891 dan beliau berkata ‘Hadits ini hasan’, Ibnu Majah No. 3786, Syaikh al-Albani berkata ‘Shahih’ dan Syaikh Zubair ‘Ali Zai berkata ‘Isnadnya hasan’.
Dalam riwayat Ibnu Hibban No. 787 disebutkan تَسْتَغْفِرُ ‘memohonkan ampun’, sebagai ganti تَشْفَعُ ‘memberi syafa’at’.
4. Surat al-Zalzalah Memiliki Cakupan yang Luas
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْحُمُرِ فَقَالَ: لَمْ يُنْزَلْ عَلَيَّ فِيهَا شَيْءٌ إِلَّا هَذِهِ الْآيَةُ الْجَامِعَةُ الْفَاذَّةُ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang himar, lalu beliau bersabda: “Belum pernah ada wahyu yang diturunkan padaku yang berbicara tentangnya kecuali ayat ini yang memiliki cakupan luas dan tiada bandingnya: فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ ‘Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula’.” (QS. al-Zalzalah:7-8) (HR. al-Bukhari No. 4963, juga di No. 2371, 2860, 3646, 4962 dan 7356)
Imam Ibnu Hajar ketika mensyarah hadits no. 2860 berkata: عَنْ الْحُمُرِ فَقَالَ مَا أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهَا إِلَّا هَذِهِ الْآيَةُ الْجَامِعَةُ الْفَاذَّةُ tentang himar, maka beliau bersabda, “Tidak ada yang diturunkan kepadaku mengenainya kecuali ayat yang memiliki cakupan luas dan tiada bandingnya:”. Dinamakan memiliki ‘cakupan yang luas’ karena mencakup seluruh jenis ketaatan dan kemaksiatan. Sementara dinamakan ‘Tiada bandingnya’ karena maknanya yang tiada taranya.
Kemudian beliau menyebutkan Ibnu At-Tin berkata, “Maksudnya, ayat di atas menunjukkan bahwa barangsiapa memelihara himar (keledai) dalam rangka ketaatan niscaya dia akan melihat pahalanya, dan barangsiapa melakukkannya untuk kemaksiatan maka dia akan melihat siksaannya”.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: أَتَى رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَقْرِئْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَهُ اقْرَأْ ثَلَاثًا مِنْ ذَاتِ الر فَقَالَ الرَّجُلُ كَبِرَتْ سِنِّي وَاشْتَدَّ قَلْبِي وَغَلُظَ لِسَانِي قَالَ فَاقْرَأْ مِنْ ذَاتِ حم فَقَالَ مِثْلَ مَقَالَتِهِ الْأُولَى فَقَالَ اقْرَأْ ثَلَاثًا مِنْ الْمُسَبِّحَاتِ فَقَالَ مِثْلَ مَقَالَتِهِ فَقَالَ الرَّجُلُ وَلَكِنْ أَقْرِئْنِي يَا رَسُولَ اللَّهِ سُورَةً جَامِعَةً فَأَقْرَأَهُ إِذَا زُلْزِلَتْ الْأَرْضُ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْهَا قَالَ الرَّجُلُ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَا أَزِيدُ عَلَيْهَا أَبَدًا
Dari Abdullah bin Amar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata “Perintahkanlah aku membaca wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Bacalah tiga surat yang diawali dengan الر, orang itu berkata “Aku sudah tua, hatiku sudah keras, dan lidahku sudah kelu”, Beliau berkata, “Kalau begitu bacalah surat yang diawali dengan حم”, orang itu berkata seperti perkataannya sebelumnya. Maka Nabi berkata, “Bacalah tiga surat yang diawali dengan tasbih”, orang itu berkata seperti perkataannya sebelumnya sambil berkata: “Akan tetapi perintahkan-lah aku membaca surat yang mencakup keseluruhan wahai Rasulullah”. Maka Nabi membacakannya إِذَا زُلْزِلَتْ الْأَرْضُ sampai ketika telah selesai membacanya orang itu berkata: “Demi Zat yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, aku tidak akan menambah selamanya”, kemudian orang itu berlalu. (HR. Ahmad No. 6575, Syaikh Ahmad Muhammad Syakir berkata ‘Sanadnya shahih’ dan Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata ‘Sanadnya hasan’)
5. Membaca Surat Bani Isra’il dan az-Zumar Sebelum Tidur
قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنَامُ عَلَى فِرَاشِهِ حَتَّى يَقْرَأَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَالزُّمَرَ
Ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Tidaklah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beranjak ke ranjangnya untuk tidur, hingga beliau membaca surat Bani Isra’il (surat al-Isra’) dan surat az-Zumar.”
HR. Tirmidzi No. 2920 dan ini redaksinya, juga No. 3405; beliau berkata ‘Hadits ini hasan gharib’, Syaikh al-Albani berkata ‘Shahih’ dan Syaikh Zubair ‘Ali Zai berkata berkata ‘Isnadnya hasan’; Imam Ahmad No. 24388, 24908 dan 25556, Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata ‘Hasan’; Ibnu Khuzaimah dalam shahih-nya No. 1161.
6. Membaca Surat al-Musabbihaat Sebelum Tidur
عَنْ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ الْمُسَبِّحَاتِ وَيَقُولُ فِيهَا آيَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ آيَةٍ
Dari ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tidur hingga membaca al-Musabbihaat. Dan beliau mengatakan: “Padanya terdapat ayat yang lebih baik daripada seribu ayat.” (HR. Tirmidzi No. 3406, beliau berkata ‘Hadits ini hasan gharib’, Syaikh al-Albani dan Syaikh Zubair ‘Ali Zai berkata ‘Hasan’.)
Surat al-Musabbihaat adalah surat yang dimulai dengan tasbih, diantaranya adalah surat al-Isra’, al-Hadid, al-Hasyr, ash-Shaf, al-Jumu’ah, at-Taghabun, dan al-A’la.
Imam ibnu Katsir menyebutkan ayat yang lebih baik dari seribu ayat tersebut adalah:
هُوَ ٱلۡأَوَّلُ وَٱلۡأٓخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلۡبَاطِنُۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ
Dialah Allah, Al-Awwal (Yang Pertama) dan Al-Akhir (Yang Akhir), Azh-Zhahir (Yang paling atas/Zhahir) dan Al-Bathin (Yang paling bathin). Dan Dia ‘Aliim (Maha mengetahui) terhadap segala sesuatu. (QS. al-Hadid: 3)
Tafsir keempat nama Allah tersebut adalah pada doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ
Ya Allah, Engkau adalah Al-Awwal (Yang pertama), maka tidak ada sesuatupun sebelum-Mu. Engkau adalah Al-Akhir (Yang akhir), maka tidak ada sesuatupun yang sesudah-Mu. Engkau adalah Azh-Zhahir (Yang paling atas), maka tidak ada sesuatupun yang ada di atas-Mu. Dan Engkau adalah Al-Bathin (Yang paling Bathin), maka tidak ada sesuatupun yang lebih lembut/lebih bathin daripada-Mu. (HR. Muslim No. 2713)
7. Membaca Surat as-Sajadah dan al-Mulk Sebelum Tidur
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ بِ تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ وَتَبَارَكَ
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tidur hingga membaca Tanzilus Sajdah (Surat as-Sajdah), serta Tabarak (Surat al-Mulk). (HR. Tirmidzi No. 3404, Syaikh al-Albani berkata ‘Shahih’ dan Syaikh Zubair ‘Ali Zai berkata ‘Hasan’).
Download untuk membaca selangkapnya:
mirror