Nama Ebook: Kilas Balik Peristiwa Isro’ Mi’roj
Penulis : Ustadz Abu Faiz حفظه الله
Imam al-Bukhari, Muslim, Ahmad dan imam lainnya meriwayatkan:
Dari sahabat Anas rodhiyallahu ‘anhu bahwa Rosululloh shollalahu ‘alahi wasallam bercerita: “Suatu waktu didatangkan kepadaku buroq yaitu binatang berwarna putih panjang lebih tinggi dari himar dan lebih kecil dari bighol. Hentakan kakinya sejauh mata memandang, maka aku menaikinya hingga sampai ke Baitul-Maqdis. Aku menambatkannya di tempat di mana para nabi menambatkan tunggangannya. Lalu aku masuk masjid kemudian sholat dua roka’at lalu aku keluar. Jibril ‘alahissalam datang membawa segelas khomer dan segelas susu. Maka aku memilih susu, lalu Jibril ‘alahissalam mengatakan: “Engkau telah memilih yang sesuai fithroh.”
Kemudian buroq membawa kami ke langit. Jibril ‘alahissalam meminta dibukakan pintu langit lalu dikatakan: “Siapa Anda?” Dia menjawab: “Jibril.” Lalu dikatakan: “Engkau bersama siapa?” Dia menjawab: “Muhammad.” Lalu dikatakan: “Sungguh dia telah diutus?” Jibril menjawab: “Benar dia telah diutus.” Maka pintu langit dibuka. Tiba-tiba aku bertemu Nabi Adam ‘alahissalam, maka beliau (Adam) menyambutku dan mendoakan kebaikan kepadaku.
Kemudian kami naik ke langit kedua, maka Jibril pun meminta untuk dibukakan pintu langit ke dua. Lalu dikatakan: “Siapa Anda?” Dia menjawab: “Jibril.” Lalu dikatakan: “Engkau bersama siapa?” Dia menjawab: “Muhammad.” Lalu dikatakan: “Sungguh dia telah diutus?” Jibril menjawab: “Benar dia telah diutus.” Maka pintu langit dibuka. Tiba-tiba aku bertemu dengan dua anak bibiku yaitu Isa bin Maryam ‘alahissalam dan Yahya bin Zakariya ‘alahissalam. Maka keduanya menyambutku dan mendoakan kebaikan kepadaku.
Kemudian kami naik ke langit ketiga, maka Jibril pun meminta untuk dibukakan pintu langit ke tiga. Lalu dikatakan: “Siapa Anda?” Dia menjawab: “Jibril.” Lalu dikatakan: “Engkau bersama siapa?” Dia menjawab: “Muhammad.” Lalu dikatakan: “Sungguh dia telah diutus?” Jibril menjawab: “Benar dia telah diutus.” Maka pintu langit dibuka. Tiba-tiba aku bertemu Nabi Yusuf ‘alahissalam. Sungguh dia telah diberi setengah keelokan. Maka beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan kepadaku.
Kemudian kami naik ke langit keempat. Maka Jibril pun meminta dibukakan pintu langit ke empat. Lalu dikatakan: Siapa Anda?” Dia menjawab: “Jibril.” Lalu dikatakan: “Engkau bersama siapa?” Dia menjawab: “Muhammad.” Lalu dikatakan: “Sungguh dia telah diutus?” Jibril menjawab: “Benar dia telah diutus.” Maka pintu langit dibuka. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris ‘alahissalam. Maka beliau menyambut dan mendoakan kebaikan kepadaku. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا
“Dan kami telah menempatkanmu pada tempat yang tinggi.” (QS. Maryam [19]: 57).
Kemudian kami naik ke langit kelima. Maka Jibril pun meminta untuk dibukakan pintu langit ke lima. Lalu dikatakan: “Siapa Anda?” Dia menjawab: “Jibril.” Lalu dikatakan: “Engkau bersama siapa?’ Dia menjawab: “Muhammad.” Lalu dikatakan: “Sungguh dia telah diutus?” Jibril menjawab: “Benar dia telah diutus. Maka pintu langit dibuka. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun ‘alahissalam, maka beliau menyambut dan mendoakan kebaikan kepadaku.
Kemudian kami naik ke langit keenam, maka Jibril pun meminta untuk dibukakan pintu langit ke enam, lalu dikatakan: “Siapa Anda?” Dia menjawab: “Jibril.” Lalu dikatakan: “Engkau bersama siapa?” Dia menjawab: “Muhammad.” Lalu dikatakan: “Sungguh dia telah diutus.” Jibril menjawab: “Benar dia telah diutus.” Maka pintu langit dibuka. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa ‘alahissalam. Maka beliau menyambut dan mendoakan kebaikan kepadaku.
Kemudian kami naik ke langit ketujuh, maka Jibril pun meminta dibukakan pintu langit ke tujuh, lalu dikatakan: “Siapa Anda?” Dia menjawab: “Jibril.” Lalu dikatakan: “Engkau bersama siapa?” Dia menjawab: “Muhammad.” Lalu dikatakan: “Sungguh dia telah diutus? ” Jibril menjawab: “Benar dia telah diutus, maka pintu langit dibuka. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrohim ‘alahissalam yang tengah menyandarkan punggungnya ke Baitul-Makmur. Tiba-tiba masuk ke Baitul-Makmur setiap harinya tujuh puluh ribu malaikat yang mereka tidak pernah kembali lagi setelah itu.
Akhir-nya sampailah aku ke Sidrotul-Muntaha. Tiba-tiba aku lihat daunnya seperti telinga-telinga gajah, dan buah-buahnya seperti bejana-bejana besar maka perkara Alloh Subhanahu wa Ta’ala meliputinya sehingga tidak ada seorang pun dari makhluk Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang mampu menyifati keindahannya. Maka Alloh Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan kepadaku apa yang Alloh wahyukan.
Diwajibkan kepadaku sholat sehari semalam sebanyak lima puluh kali, setelah itu aku pun turun dan sampai kepada Musa. Lalu beliau bertanya: “Apa yang telah Robb-mu fardhukan atas umat-mu?” Aku katakan: “Sholat selama sehari semalam sebanyak lima puluh kali.” Musa mengatakan: “Kembalilah engkau kepada Robb-mu dan minta-lah keringanan, karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Sungguh aku telah mengerti keadaan manusia dari bani Isroil.” Maka aku pun kembali kepada Robbku, dan aku katakan: “Wahai Robb-ku berilah keringanan atas umatku.”
Maka dikurangilah sebanyak lima kali. Aku kembali kepada Musa lalu aku katakan: “Telah diringankan atasku lima kali sholat. Musa menjawab: “Sungguh umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah engkau kepada Robbmu dan mintalah keringanan kembali.” Dan aku senantiasa bolak-balik antara Robbku dan Musa hingga Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban itu hanya lima kali sholat setiap sehari semalam dan setiap satu sholat baginya sepuluh pahala hingga sepadan dengan lima puluh kali sholat. Barangsiapa yang berkeinginan mengerjakan kebaikan tapi dia tidak melakukannya tetap ditulis baginya satu kebaikan. Apabila ia melakukan keinginannya tersebut akan ditulis baginya sepuluh kebaikan. Dan barangsiapa yang berkeinginan mengerjakan kejelekan tapi dia tidak melakukannya maka tidak ditulis atasnya satu kejelekan apapun. Namun apabila ia melakukan keinginannya tersebut maka ditulis baginya satu kejelekan.”
Akhirnya aku pun turun hingga sampai kepada Musa. Lalu aku kabarkan hal itu kepadanya, namun Musa tetap memerintahkan: “Kembalilah engkau kepada Robb-mu dan mohonlah keringanan.” Namun Rosululloh shollalahu ‘alahi wasallam mengatakan: “Sungguh aku telah bolak-balik kepada Robbku hingga aku merasa malu untuk kembali lagi kepada-Nya.”
Demikianlah salah satu dari begitu banyak hadits (hingga berderajat mutawatir) tentang Isro’ dan Mi’roj-nya Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Baca eBook-nya didalamnya akan kita ketemui teks arab haditsnya, takhrij hadits, Ibroh dan mutiara dari hadits tersebut…