الْـحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Kitab karya Imam an-Nawawi rahimahullah adalah kitab yang berkah, banyak yang dihafalkan, dikaji dan disyarah para ulama, salah satunya kitab beliau Riyadhush Shalihin; dikesempatan ini kami kutip 3 bab dari kitab tentang pakaian, berikut sebagian kandungannya:
Haramnya Berpakaian Sutera Untuk Kaum Lelaki, Haram Duduk Diatasnya atau Bersandar Padanya dan Bolehnya Mengenakannya Untuk Kaum Wanita
عن عمر بن الخطَّاب رضيَ اللَّه عنه قال: قالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: “لَا تَلْبَسُوا الْـحَرِيرَ، فَإِنَّ مَنْ لَبِسَهُ فِي الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِي الْآخِرَةِ.” متفقٌ عليه .
Dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, katanya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian memakai kain sutera, karena barang siapa yang memakainya ketika di dunia, niscaya dia tidak akan memakainya ketika di akhirat kelak.” (Muttafaq ‘alaih)
وعن أبي مُوسى الأشْعريِّ رضي اللَّه عنه قَالَ: أنَّ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال: “حُرِّمَ لِبَاسُ الْحَرِيرِ وَالذَّهَبِ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي وَأُحِلَّ لِإِنَاثِهِمْ.” رواهُ الترمذي وقال حديثٌ حسن صحيح .
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahawasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Diharamkanlah mengenakan pakaian sutera dan emas atas kaum lelaki dari ummatku dan dihalalkan untuk kaum wanitanya.” (HR. At-Tirmidzi dan ia berkata Hadits hasan shahih)
وَعَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: نَهَانَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَشْرَبَ فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَأَنْ نَأْكُلَ فِيهَا وَعَنْ لُبْسِ الْـحَرِيرِ وَالدِّيبَاجِ وَأَنْ نَـجْلِسَ عَلَيْهِ. رواه البخاري.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu dia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kami minum dan makan dari bejana yang terbuat dari emas dan perak, dan melarang kami memakai kain sutera dan dibaj (kain sutera campuran) serta duduk di atasnya.” (HR. Bukhari)
Bolehnya Mengenakan Pakaian Sutera Untuk Orang Yang Berpenyakit Gatal-gatal
عَنْ أَنَسٍ رضي اللَّه عنه قال: رَخَّصَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم لِلزُّبَيْرِ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بنِ عوْفٍ رضي اللَّه عنهما فِي لُبْسِ الْـحَرِيرِ لِـحِكَّةٍ بِـهِمَا. متفقٌ عليه .
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memberi keringanan kepada Zubair dan Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhuma untuk memakai kain sutera karena penyakit gatal yang diderita keduanya. (Muttafaq ‘alaih)
Larangan Duduk Diatas Kulit Harimau dan Menaikinya
عَنْ مُعَاوِيَةَ رضي اللَّه عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَا تَرْكَبُوا الْـخَزَّ وَلَا النِّمَارَ.” حديث حسن، رواهُ أَبو داود وغيره بإسنادٍ حسنٍ
Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu, katanya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian duduk pada alas yang terbuat dari sutera dan dan kulit harimau.” (Hadis hasan, Riwayat Abu Dawud dan lainnya dengan isnad hasan)