- Beriman dan Beramal Shaleh
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. Al-Bayyinah/98: 7)
Pada ayat diatas kita ketahui bahwa sebaik-baik makhluk adalah orang-orang yang beriman dan beramal shalih.[1] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menyebutkan di dalam beberapa hadits tentang ciri manusia atau Mukmin yang terbaik. Di antara hadits-hadits tersebut yang bisa penulis sebutkan pada tulisan ini adalah dengan lafaz-lafaz sebagai berikut:
- Ingat Allah bila Melihatnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ خِيَارَ عِنْدَ اللهِ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ الَّذِيْنَ إِذَا رُؤُزا ذُكِرَ اللهُ –تَعَلَى-
Sesungguhnya sebaik-baik hamba di kalangan umat ini adalah yang apabila mereka dilihat maka Allah ‘Azza wa Jalla diingat?[2]
- Belajar dan Mengajarkan al-Qur’an
Dan juga sabdanya shallallahu ‘alaihi wasallam:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.[3]
- Paling Baik Kepada Istri dan Anaknya
Begitu pula sabdanya shallallahu ‘alaihi wasallam:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan saya adalah yang terbaik dari kalian terhadap keluargaku.[4]
- Berakhlak Baik dan Menuntut Ilmu
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
إِنَّ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا
Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.[5]
خَيْرُكُمْ إِسْلاَماً أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقاً إِذَا فَقِهُوا
Sebaik-baik kalian islamnya adalah yang paling baik akhlaq jika mereka menuntut ilmu.[6]
- Baik Dimasa Jahiliyyah dan Dimasa Islam
Dan juga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَخِيَارُكُمْ فِي الجَاهِلِيَّةِ خِيَارُكُمْ فِي الإِسْلاَمِ إِذَا فَقُهُوا
Sebaik-baik kalian ketika masa Jahiliyah adalah sebaik-baik kalian di dalam Islam jika memahami agama.[7]
- Memberi Makan
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ
Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan.[8]
- Masyarakat Mengharap Kebaikannya dan Aman dari Keburukannya
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ
Sebaik-baik kalian adalah yang diharapkan kebaikannya dan dirasakan aman dari keburukannya. Dan seburuk-buruk kalian adalah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak dirasakan aman dari keburukannya.[9]
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الإِسْلاَمِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ، وَيَدِهِ
Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, Islam apakah yang paling utama? Beliau bersabda: “Yaitu orang yang muslim lainnya aman dari lisan dan tangannya.”[10]
- Paling Baik dalam Membayar Utang
Dan juga sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
خَيْرُكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً
Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam pembayaran (utang).[11]
- Paling Bermanfaat Bagi Manusia
Dan juga shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.[12]
- Paling Lembut Shalat Berjama’ah dan Menutup Celah Shaff
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
خِيَارُكُمْ أَلْيَنُكُمْ مَنَاكِبَ فِي الصَّلَاةِ، وَمَا تَـخَطَّى عَبْدٌ خُطْوَةً أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خُطْوَةٍ مَشَاهَا رَجُلٌ إِلَى فُرْجَةٍ فِيْ الصَّفِّ فَسَدَّهَا
Sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut pundaknya ketika shalat (berjamaah) dan tidak ada satu langkah dari seorang hamba ketika melangkahkan satu langkah yang pahalanya lebih besar melebihi langkahnya seorang laki-laki yang berjalan menuju celah di shaff kemudian dia menutupinya.[13]
- Panjang Umur dan Baik Amalnya
Kemudian sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Diriwayatkan dari Abdullah bin Busr bahwasanya seorang Arab badui berkata, Ya Rasulullah! Siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab, “Yang panjang umurnya dan baik amalannya.”[14]
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ؟ قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: خِيَارُكُمْ أَطْوَلُكُمْ أَعْمَارًا، وَأَحْسَنُكُمْ أَعْمَالًا
Maukah aku tunjukkan manusia terbaik di antara kalian? Mereka menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Manusia terbaik di antara kamu adalah yang paling panjang usianya dan semakin baik amalnya.”[15]
- Berhati al-Makhmuum, Jujur dan Zuhud
Dan juga sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
عَنْ عَبْدِ اللهِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ، قَالَ: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ؟ فَالَ: خَيْرُ النَّاسِ ذُو القَلْبِ الْمَخْمُوْمِ، وَ اللِّسَانِ الصَّادِقِ. قُلْنَا: فَقَدْ عَرَفْنَا الصَّادِقَ، فَمَا ذُو القَلْبِ الْمَخْمُوْمِ ؟ قَالَ: هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ الَّذِي لَا إِثْـمَ فِيْهِ وَلَا حَسَدَ. قُلْنَا: فَمَنْ عَلَى أَثَرِهِ؟ قَالَ: الَّذِي يَشْنَأُ الدُّنْيَا وَ يُـحِبُّ الآخِرَةِ. قَالُوا: مَا نَعْرِفُ هَذَا فِيْنَا إِلَّا رَفِعٌ مَوْلَى رَسُولِ اللهِ، فَمَنْ عَلَى أَثَرِهِ؟ قَالَ: مُؤْمِنٌ فِي خُلُقٍ حَسَنٍ. قَالُوا: أَمَّا هَذِهِ فَإِنَّهَا فِيْنَا.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash dia berkata, “Kami berkata, ‘Ya Rasulullah! Siapakah sebaik-baik manusia?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘(Dia adalah) yang memiliki hati al-makhmuum dan (yang memiliki) lisan yang jujur.’ Kami berkata, ‘Kami telah mengetahui (lisan) yang jujur, apa yang dimaksud dengan hati al-makhmuum?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Dia adalah hati yang bertakwa dan suci yang tidak ada dosa di dalamnya dan tidak ada rasa dengki/iri! Kami berkata, ‘Siapakah orang setelahnya?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘(Dia adalah) yang membenci dunia dan mencintai akhirat! Mereka berkata, ‘Kami tidak mengetahui ada orang seperti ini kecuali Rafi’ Maula Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapakah orang setelahnya?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Seorang Mukmin yang berakhlak baik.’ Mereka berkata, ‘Adapun ini, maka ada pada kami!”[16]
- Berhati al-Makhmuum, Jujur dan Zuhud
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ فِي الْفِتَنِ رَجُلٌ آخِذَ بِعِنَانِ فَرَسِهِ – أَوْ قَالَ بِرَسَنِ فَرَسِهِ – خَلْفَ أَعْدَاءِ اللهِ يُـخِيْفُهُمْ وَيُـخِيْفُوْنَهُ أَوْ رَجُلٌ مُعْتَزِلٌ فِي بَادِيَتِهِ يُؤَدِّي حَقَّ اللهِ الَّذِي عَلَيْهِ
Sebaik-baik manusia di zaman fitnah adalah seorang laki-laki yang mengambil tali kudanya -atau beliau berkata mengambil tali di mulut kudanya- di belakang musuh-musuh Allah. Dia menakut-nakuti mereka dan mereka pun menakut-nakutinya, atau seorang yang menyendiri di baadiyah (tempat yang jauh dari penduduk), dia memenuhi hak Allah yang wajib dikerjakan olehnya.[17]
- Tiga Generasi Terbaik
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Sebaik-baik manusia adalah zaman/generasiku, kemudian zaman/generasi yang berikutnya, kemudian zaman/generasi berikutnya.[18],[19]
Dan masih banyak hadits yang lain. Allahu a’lam. Sudan sepantasnya kita berusaha dan berlomba-lomba untuk menjadi para hamba terbaikyang dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla.
Penulis: Ustadz Said Yai Ardiansyah, Lc, MA di Majalah As-Sunnah ed. 07 Tahun ke XXI 1439H/2017 M di rubrik Tafsir.
[1] Inilah pokok segala kebaikan, Iman terporos dalam rukun Iman sedangkan Amal Shalih pada rukun Islam, keduanya mesti diatas petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibnu Majjah
[2] al-Khara-ithi dalam Masawi’ al-Akhlaq. Syaikh al-Albani menyatakan bahwa hadiits ini hasan dalam ash-Shahihah no. 2849.
[3] HR. al-Bukhari no. 5027 dari Utsman bin’Affan radhiyallahu ‘anhu.
[4] HR. At-Tirmidzi no. 3895 dan Ibnu Majah no. 1977. Syaikh al-Albani menytakan hadits ini shahih dalam ash-Shahihah no. 285.
[5] HR. Al-Bukhari no.6035 dan Muslim no.2321/6033.
[6] HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no. 3312.
[7] HR. Al-Bukhari no. 3374.
[8] HR. Ahmad no. 23930, al-Hakim dalam al-Mustadrak no. 7739 dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-lman no. 8565. Adz-Dzahabi menyatakan shahih dalam Ta’liq al-Mustadrak.
[9] HR. At-Tirmidzi no. 2263. Beliau menyatakan bahwa hadits ini hasan shahih.
[10] HR. Al-Bukhari no. 11, Muslim no. 42.
[11] HR. Al-Bukhari no.2390 dan Muslim no. 1601/4110.
[12] HR. Ath-Thabari dalam al-Mu’jam al-Awsath VI/58. Syaikh al-Albani menyatakan hasan dalam ash-Shahihah no. 426.
[13] HR. Ath-Thabari datam al-Mu’jam al-Kabir no. 813. Syaikh al-Albani menyatakan bahwa hadits ini hasan dalam ash-Shahihah no. 2533.
[14] HR. At-Tirmidzi no. 2329. Syaikh al-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Shahih al-Jami’ Ash-Shaghir no. 3296.
[15] HR. Ahmad No. 7212, dari Abu Hurairah radhiyallau ‘anhu. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih lighairih. Al Hakim, Al Mustadrak no. 1255.
[16] HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-lman no. 6180 dan Abu Na’im al-Ashbahani dalam Ma’rifatush shahabah, hlm. 1043 no. 2643. Syaikh al-Albani menyatakan shahih dalam Shahih al-Jami’ash-Shaghir no. 3291.
[17] HR. Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf no. 20760 dan al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 8380. Imam Adz-Dzahabi mengatakan bahwa hadits ini sesuai dengan syarat Al-Bukhari, dan Muslim dan Syaikh al-Albani menyatakan hadits ini shahiih dalam Ash-Shahihah no. 698.
[18] HR. Al-Bukhiri no. 2652 dan Muslim no. 2533/6472.
[19] Kita tentu tidak termasuk zaman tersebut, namun kita bisa menjadi pengikut mereka, karena hanya sahabat dan pengikutnya yang masuk surga:
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. at-Taubah/9: 100). Ibnu Majjah