Nama eBook: Abdullah bin Umar رضي الله عنهما
Penyusun: Ustadz Abu Faiz Sholahuddin حفظه الله
Pengantar:
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, keluarga dan sahabatnya dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari berbangkit.
Dalam kesempatan yang mulia ini kita ketengahkan biografi dari sahabat yang mulia putra sahabat yang mulia yakni Abu Abdirahman Abdullah ibn Umar ibn al-Khaththab ibn Nufail al-Qurasyi al-Makki رضي الله عنهما.
Beliau memiliki banyak keutamaan diantaranya:
- Rasulullah صلى الله عليه وسلم sering memujinya.
- Beliau sangat dekat dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
- Beliau banyak menangis.
- Beliau sangat berbakti kepada ayahnya, baik semasa hidupnya atau sepeninggalnya.
Beliau رضي الله عنهما sangat membenci dan memperingatkan ummat dari sesuatu yang bukan berasal dari sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم, seperti tergambar berikut ini:
Suatu ketika, Abdullah ibn Umar رضي الله عنهما mendengar ada seorang laki-laki bersin lalu mengucapkan “Alhamdulillah washshalatu ‘ala Rasulillah“, lalu beliau menegurnya seraya mengatakan, “Tidak begitu Rasulullah صلى الله عليه وسلم dahulu mengajarkan kepada kita. Beliau hanya mengajarkan, bahwa apabila salah satu di antara kalian bersin maka ucapkanlah ‘Alhamdulillah‘ saja dan beliau tidak memerintahkan untuk mengucapkan shalawat kepadanya.”
Maka lihatlah bagaimana Ibnu Umar رضي الله عنهما mempraktikkan sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم, dan menjauhi perbuatan yang tidak dituntunkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Seandainya kita mengingkari perbuatan orang tersebut yang dilakukan oleh orang pada hari ini, niscaya orang itu akan membantah “Allahu Akbar, apakah bershalawat kepada Nabi itu haram?!”
Beliau memiliki petuah-petuah yang menggugah hati orang yang beriman diantaranya perkataan beliau:
- “Bila engkau berada di sore hari, jangan tunggu (tunda kebaikan) hingga waktu shubuh. Dan jika engkau di pagi hari, jangan tunggu (tunda kebaikan) hingga sore hari. Pergunakan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.”
- “Sesungguhnya sesuatu yang paling berhak untuk disucikan adalah lisannya.”
- “Seorang itu baru disebut alim bila ia tidak lagi hasad kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya darinya dan tidak meremehkan orang yang lebih rendah darinya serta tidak mengharapkan imbalan dari ilmunya tersebut.”
Download: