الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على رسوله محمد، وعلى آله وأصحابه أجمعين، أما بعد:
Alhamdulillah, dalam kesempatan ini kami menshare bab ke 46. Keutamaan dan Anjuran untuk Saling Cinta Karena Allah dan bab ke 47. Tanda-Tanda Kecintaan Allah Kepada Hambanya, dari buku Imam an-Nawawi Riyadhus Shalihin, dilaman muka ini kami kutip sebagian sabda Rasulullah:
إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي؟ الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari Kiamat kelak berfirman, ‘Dimanakah hamba-hambaku yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku menaungi mereka di bawah naungan-Ku pada hari di mana tidak ada naungan selain naungan-Ku’.” (HR. Muslim)
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk ke dalam surga sampai kalian (betul-betul) beriman dan kalian tidak beriman kecuali setelah kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu jika kalian mengerjakannya, niscaya akan timbul rasa cinta di antara kalian? Sebarkanlah salam di antara kalian!” (HR. Muslim)
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ
“Allah yang Maha Pemberi berkah lagi Maha Agung berfirman; ‘Sesungguhnya cinta saya tercurah kepada orang yang saling mencintai karena mengharapkan ridha-Ku. Mereka yang berteman semata-mata karena-Ku, mereka yang saling berkunjung karena-Ku, dan mereka yang saling membantu karena Aku’.” (HR. Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa’ dengan sanad yang shahih)
إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ قَالَ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ قَالَ فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ قَالَ فَيُبْغِضُونَهُ ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ
“Sesungguhnya apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai seseorang, maka Allah memanggil Jibril dan berfirman, Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah dia’. Semua yang ada di langit pun mencintai dia. Setelah itu, kecintaannya diteruskan kepada penghuni bumi. Apabila Allah membenci seseorang, maka Allah memanggil Jibril dan berfirman, ‘Sesungguhnya Allah membenci orang itu, maka bencilah dia’. Kemudian Jibril mengumumkan kepada penghuni langit, ‘Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala membenci si fulan, maka bencilah dia’. Kemudian kebencian tersebut diteruskan kepada penghuni bumi.” (HR. Muslim)