Nama eBook: Ulama Syafi’iyyah Melarang Taklid Buta
Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, MA حفظه الله
Alhamdulillah, kita memuji dan bersyukur kepada Allah azza wa jalla yang memberikan hidayah Islam kepada kita. Sholawat dan salam bagi nabi utusan-Nya Muhammad bin Abdullah shallallahu alaihi wasallam yang merupakan panutan kita dalam menjalankan agama Islam agar benar ke-Islaman kita.
Imam Muhammad bin Idris as-Syafi’i -semoga Allah merahmatinya- dan para ulama yang menisbatkan diri kepada madzhabnya telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengikuti (ittiba’) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan menghindari serta memperingatkan umat dari mengikuti pendapat tanpa dalil (taklid buta) dari al-Qur’an dan Sunnah sebagimana telah dipahami dan dijalankan generasi terdahulu yang sholeh.
Imam as-Syafi’i rahimahullah berkata:
كُلُّ مَاقُلْتُهُ فَكَنَ مِنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم خِلَافُ قَولِيْ مِمَّا صَحَّ، فَهُوَ أَوْلَى، وَلَا تُقَلِّدُوْنِيْ
“Setiap apa yang aku katakan lalu ada hadits shohih dari Rosululloh shallallahu alaihi wasallam yang menyelisihi ucapanku maka hadits lebih utama untuk diikuti dan janganlah kalian taklid kepadaku.”‘
إِذَا صَحَّ الْـحَدِيْثِ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَخُذُوْابِهِ وَدَعُوْا قَوْلِيْ
“Apabila telah shohih hadits dari Rosululloh shallallahu alaihi wasallam maka ambillah dan tinggalkan pendapatku.”
إِذَا صَحَّ الْـحَدِيْثُ فَهَوَ مَذْهَبِيْ
“Apabila ada hadits shohih maka itulah madzhabku.”
Demikianlah beliau berkata dan alhamdulillah ulama pengikut beliau baik yang menisbatkan kepadanya maupun tidak telah mewarisi dan menjalankan petuah beliau tersebut, dan melalui laman muka ini kami berdo’a agar kaum muslimin melepaskan belenggu fanatik yang lahir dari taklid dan kembali kepada Allah dan Rasul-nya, sebagai perwujudan kita sebagai pengikut madzhab Syafi’i, amin…