Mengajarkan Anak Tauhid
Penerjemah berkata:
Dengan menyebut nama Allah, dan segala puji hanyalah milik Allâh, Semoga sholawat dan Salam senantiasa terlimpahkan kepada kekasih dan junjungan kita, Nabi besar Muhammad keluarga dan sahabat beliau dan siapa saja yang mengikuti mereka hingga hari kiamat kelak dengan baik.
Sesungguhnya, tauhid itu adalah tujuan kita diciptakan Allâh. Anak-anak kita pun demikian, tapi Allâh begitu baiknya memberikan kesempatan kepada anak-anak Adam sebelum mereka menerima taklif (beban syariat), sampai akal mereka sempurna (aqil) dan mencapai kedewasaan (baligh).
Hanya saja Allâh menitipkan anak-anak itu kepada kita -para orang tua- sebagai amanat, agar kita bisa mempersiapkan mereka untuk mengemban tugas mulia, yaitu mentauhidkan Allâh. Ketika Allâh mengamanatkan anak-anak itu kepada kita, maka artinya kita PASTI MAMPU untuk menjalankan tanggung jawab dan amanat ini, serta kita PASTI MAMPU mendidik mereka dengan sebaik-baiknya. Hanya saja kita mau ataukah tidak??
Seorang yang sudi menjalankan amanat dengan sebaik-baiknya, apalagi itu amanat dari Allâh, maka Allâh takkan sia-siakan. Allâh akan balas di dunia dan di akhirat. Allâh perintahkan kepada anak-anak kita agar mereka berbakti kepada orang tuanya, bahkan anak pun bisa menjadi aset abadi yang senantiasa mengalirkan pahala kepadanya meski sudah berkalang tanah.
Ini semua takkan bisa terealisasi apabila para orang tua jâhil dengan agamanya, apalagi terhadap tauhid. Karena itulah, kami sengaja menerjemahkan dua risalah ini (MENGAJARKAN ANAK TAUHID dan MENDIDIK ANAK DENGAN BERTANYA JAWAB) yang kami kompilasi dalam satu ebook ini, agar bisa dipelajari, difahami dan dipraktekkan untuk mendidik anak-anaknya…
5 Kaedah Mengenal Madzhab Kaum Musyrikin
Nama eBook: 5 Kaedah Mengenal Madzhab Kaum Musyrikin
Penulis: Ustadz Abu Zahroh Al-Anwar
Alhamdulillah, sholawat dan saiarn senantiasa tercurah bagi Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan pengikut setia mereka di dalam kebajikan hingga mendekati hari pembalasan, Amma ba’du.
Ketahuilah, bahwasanya agama Nabi Ibrohim ‘alaihissalam adalah mengikhlaskan peribadatan hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata dan meninggalkan kesyirikan. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman:
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrohim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Alloh. (QS. an-Nahl ayat [16]: 123)
Betapa penting landasan tauhid pada setiap amalan hamba dan betapa besar bahaya kesyirikan apabila dia bercampur dan mengotori suatu amalan, hingga dapat menghancurkan amalan itu bahkan menjadikan pelakunya kekal abadi di dalam neraka. Karena hal inilah, maka mengetahui tentang kesyirikan sangatlah penting, bahkan lebih penting dari pengetahuan dan keilmuan tentang sholat, zakat, puasa, haji dan peribadatan-peribadatan yang lain. Dengan mengetahui kesyirikan tersebut, seseorang akan selamat dari jaring-jaring kesyirikan dengan izin Alloh.
Di dalam al-Qur’an terdapat lima kaidah agung untuk mengenali kesyirikan orang-orang musyrikin. Dengan memahami kaidah-kaidah tersebut, seseorang akan mengetahui dengan jelas hakekat kesyirikan dan selanjutnya akan dapat melepaskan serta menjaga diri dari jerat jaring-jaring kesyirikan.
Berikut ini eBook yang menguraikan tentang lima kaidah tersebut, semoga dengannya kita mendapatkan petunjuk jalan yang lurus dan mendapatkan lentera yang terang benderang untuk membedakan antara ketauhidan dan kesyirikan.