• Home
  • Aqidah
    • Aqidah Ahlus Sunnah
    • Rukun Iman
    • Tauhid Asma’ was Sifat
  • Manhaj
  • Fiqh
    • Thoharoh
    • Rukun Islam
      • Sholat
      • Zakat dan Sedekah
      • Puasa
      • Haji dan Umroh
    • Sakit dan Jenazah
    • Kaidah Fikih
    • Ekonomi Islam
    • Fiqh Kontemporer
    • Hukuman dan Peradilan
    • Keluarga dan Wanita
  • Adab, Doa dan Dzikir
    • Adab / Etika
    • Doa dan Dzikir
      • Do’a dan Dzikir Online
    • Tazkiyatun Nufus
  • Hadits
    • Kitab Hadits
    • eBook Biografi
    • Online Biografi
  • Qur’an
    • Murottal
  • Tafsir
  • Lainnya
    • Faedah
    • Khutbah Jum’at dan Hari Raya
    • Kesehatan
    • Blogging and Web
    • Tips & Triks
  • Download
    • Download eBook Islam PDF
    • Download eBook Islam Word
  • Daftar Isi
  • Tentang Saya

Download eBook Islam

Aqidah Imam Qutaibah bin Sa’id

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، والصلاة والسلام على إمام المرسلين، نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:

Alhamdulillah, setelah kita posting biografi imam Qutaibah bin Sa’id, sekarang kita posting Aqidah beliau, sebagaimana Aqidah para Imam Ahlus Sunnah lainnya demikian pulalah aqidah beliau.

A. Penulis
Qutaibah bin Sa’id bin Jamil bin Tharif Ats-Tsaqafi, al Balkhi, al Baghlani. Dilahirkan di tahun 149 H. Qutaibah adalah guru dari para tokoh-tokoh terkenal, penyusun kutubus sittah [yakni Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Nasa’i dan Imam Ibnu Majah], enam kitab induk hadits yang merupakan referensi utama kaum muslimin, merupakan murid-murid beliau, kecuali Ibnu Majah. Selain mereka itu Imam Ahmad bin Hanbali adalah muridnya, muridnya yang lain seperti Nu’aim bin Hammad, Abu Bakr ibnu Abi Syaibah, Yahya bin Ma’in, al Hasan bin Arafah, Ibrahim bin al Harbi, Abu Zur’ah, Ja’far al Firyabi, al Hasan bin Sufyan, Musa bin Harun, Abul Abbas as Sarraj dan yang lainnya.

B. Download eBook (untuk download klik gambar jenis filenya)

  1. Biografi Imam Qutaibah bin Sa’id Download PDF mirror Download PDFatau Download Word,
  2. Aqidah Imam Qutaibah bin Sa’id Download PDF mirror Download PDF.

C. Versi baca online sebagai berikut:

قال الإِمَام أُبُو أَحْـمْد الحَاكِم:

Imam Abu Ahmad al-Hakim berkata [dalam Kitab Syi’ar Ash-habul Hadits]:

سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ إِسْحَاقَ الثَّقَفِيَّ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا رَجَاء قُتَيْبَةَ بْنَ سَعِيدٍ قَالَ:

Saya mendengar Muhammad bin Ishaq ats-Tsaqafy berkata: Saya mendengar Abu Raja’ Qutaibah bin Sa’id berkata:

هَذَا قَوْلُ الْأَئِمَّةِ الْمَأْخُوْذِ فِي الْإِسْلَامِ وَالسُّنَّةِ:

Ini adalah Ucapan para Imam yang dipegang dalam Islam dan Sunnah:

الرِّضَا بِقَضَاءِ اللّٰهِ وَالِاسْتَسْلَامُ لَأَمْرِهِ، وَالصَّبْرَ عَلَى حُكْمِهِ،

Ridha kepada ketentuan Allah dan berserah diri kepada perintah-Nya serta bersabar kepada hukum-Nya,

وَالْإِيْمَانُ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ،

Dan beriman kepada takdir baik dan yang buruk,

وَالْأَخْذُ بِمَا أَمَرَ اللّٰهُ وَالنَّهْيُ عَمَا نَهَى اللّٰهُ عَنْهُ،

Melaksanakan segala hal yang Allah perintahkan dan meninggalkan segala sesuatu yang Allah larang,

وَإِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلّٰهِ،

Dan mengikhlaskan amalan untuk Allah,

وَتَرْكُ الْجِدَالِ وَالْمِرَاءِ وَالْخُصُوْمَاتِ فِي الدِّيْنِ،

Dan meninggalkan jidal (perdebatan), mira’ (pertengkaran), dan khusumat (perselisihan) dalam agama,

وَالْمَسْحُ عَلَى الْخَفَّيْنِ،

Dan Mengusap di atas kedua sepatu (khuff),

وَالْجِهَادُ مَعَ كُلِّ خَلِيْفَةٍ، جِهَادُ الْكُفَّارِ، لَكَ جِهَادُهُ وعَلْيْهِ شَرَّهُ،

Dan berjihad bersama khalifah, yaitu jihad terhadap orang-orang kafir. Untuk engkau (pahala) jihadnya, sedangkan kejelekan (dosa) bagi mereka,

وَالْجَمَاعَةُ مَع َكُلِّ بَرٍ وَفَاجِرٍ – يَعْنِي الْجُمُعَةُ وِالْعِيْدَيْنِ،

Dan berjama’ah bersama setiap pemimpin yang baik dan fajir, yaitu (dalam shalat) Jum’at dan dua ‘Id,

وَالصَّلَاةُ عَلَى مَنْ مَاتَ مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ سَنَةٌ،

Dan menshalati siapa saja di antara ahli kiblat (muslim yang mengerjakan shalat dengan menghadap kiblat) yang meninggal adalah sunnah,

والْإِيْمَانُ قَوْلٌ وَعَمَلٌ، الْإِيْمَانُ يَتَفَاضَلُ،

Dan Iman adalah ucapan dan amalan, juga iman itu ber-jenjang,

وَالْقُرْآنُ كَلَامُ اللّٰهِ،

Dan Al-Qur’an adalah kalam Allah,

وَأَنْ لَا نُنْزِلَ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ جَنَّةَ وَلَا نَارًا، وَلَا نَقْطَعُ الشَّهَادَةَ عَلَى أَحَدٍ مِنْ أَهْلِ التَوْحِيْدِ، وَلَا نُكَفِّرُ أَحَدًا بِذَنْبٍ إِلَّا تَرْكُ الصَّلَاةَ وَإِنْ عَمِلَ بِالْكَبَائِرِ،

Dan kami tidak memastikan surga dan neraka untuk siapa saja di antara ahli kiblat. Dan kami tidak pula memastikan kesyahidan (mati syahid) untuk seseorang pun dari ahli tauhid, dan kami tidak mengkafirkan seorangpun lantaran dosa, kecuali (dosa) meninggalkan shalat, meskipun dia melakukan dosa-dosa besar.

وَأَنْ لَا نَخْرُجَ عَلَى الْأُمَرَاءِ بِالسَّيْفِ وَإِنْ حَارَبُوا، وَنَتَبَرَّأُ مِنْ كُلٍّ يَرَى السَّيْفِ عَلَى الْمُسْلِميْنَ كَائِنًا مَنْ كَانَ،

Dan kami tidak melakukan khuruj [kudeta, pembangkangan] dengan pedang terhadap umara, walaupun mereka memerangi (kami). Kami berlepas diri dari siapa saja yang memandang (pembolehan mengangkat) pedang terhadap kaum muslimin, siapapun orang tersebut,

وَأَفْضَلُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا أَبُوْ بَكْرٍ ثُمَّ عُمَرُ ثُمَّ عُثْمَانُ،

Dan sebaik-baik umat ini setelah nabinya adalah Abu Bakar, kemudian Umar, selanjutnya Utsman,

وَالْكَفُّ عَنْ مَسَاوَئِ أَصْحَابِ مُحَمَّدِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَّلَمَ، وَلَا نَذْكُرُ أَحَدًا مِنْهُمْ بِسُوْءٍ، وَلَا نَنْتَقِصُ أَحَدًا مِنْهُمْ،

Dan menahan diri dari membicarakan kejelekan-kejelekan para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan kami tidak menyebut seorangpun di antara mereka dengan kejelekan, serta kami tidak mencela seorang pun di antara mereka,

وَنُؤْمِنُ بِالرُّؤْيَةِ، وَالتَّصْدِيْقُ بِالْأَحَادِيْثِ الَّتِيْ جَاءَتْ عَنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَّلَمَ فِيْ الرَّؤْيَةِ حَقَّ،

Dan kami beriman tentang ru’yah [melihat Allah pada hari kiamat] dan membenarkan hadits-hadits yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ru’yah adalah suatu yang haq,

وَاتِّبَاعُ كُلَّ مَاجَاءَ عَنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَّلَمَ إِلَّا أَنْ يُعْلَمُ أَنَّهُ مَنْسُوْخٌ فَيُتْبَعُ نَاسِخُهُ،

Dan mengikuti setiap atsar (hadits) yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kecuali bila diketahui telah mansukh, maka seseorang mengikuti nasikh-nya.

وَعَذَابُ الْقَبْرِحَقٌّ،

Dan Adzab kubur adalah haq,

وَالْمِيْزَانُ حَقٌّ،

Dan al-Mizaan (timbangan amal di hari akhirat) adalah haq,

وَالْحَوْضِ حَقٌّ،

Dan al-Haudh (telaga) adalah haq,

وَالشَّفَاعَةُ حَقٌّ،

Dan syafa’at adalah haq,

وَقَوْمٌ يَخْرُجُوْنَ مِنَ النَّارِ حَقٌّ،

Dan (bahwa) suatu kaum akan keluar dari neraka adalah haq,

وَخُرُوْجُ الدَّجَّالِ،

Dan keluarnya dajjal [adalah haq],

وَالرَّجْمُ حَقٌّ،

Dan hukum rajam adalah haq,

وَإِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يُحِبُ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، وَمَالِكَ بْنَ أَنَسٍ، وَأَيُّوْبَ السَّخْتِيَانِي، وَعَبْدَ اللّٰهِ بْنِ عَوْنٍ، وَيُوْنُسَ بْنَ عُبَيْدٍ، وَسُلَيْمَانَ التَّيْمِيَّ، وَشَرِيْكًا، وَأَبَا الْأَحْوَصِ، وَالْفُضَيْلَ بْنَ عِيَاضٍ، وَسُفْيَانَ بْنَ عُيَيْنَةَ، وَاللَّيْثَ بْنَ سَعْدٍ، وَابْنَ الْمُبَارَكِ، وَوَكِيْعَ بْنَ الْجَرَّاحِ، وَيَحْيَى بْنَ سَعِيْدٍ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنَ مَهْدِيٍّ، وَيَحْيَى بْنَ يَحْيَى، وَأَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ، وَإِسْحَاقَ بْنَ رَاهَوَيْهِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ عَلَى الطَّرِيْقِ،

Dan apabila engkau melihat seseorang mencintai Sufyan ats-Tsury, Malik bin Anas, Ayyub as-Sakhtiyany, Abdullah bin ‘Aun, Yunus bin ‘Ubaid, Sulaiman at-Taimy, Syarik, Abul Ahwash, al-Fudhail bin ‘Iyadh, Sufyan bin ‘Uyainah, al-Laits bin Sa’ad, Ibnu Mubarak, Waki’ bin al-Jarrah, Yahya bin Sa’id, Abdurrahman bin Mahdy, Yahya bin Yahya, Ahmad bin Hanbal dan Ishaq bin Rahawaih, ketahuilah bahwa orang itu berada di atas jalan (Sunnah),

وَإِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَقُوْلُ: هَؤُلَاءِ الشُّكَّاكُ، فَاحْذَرُوْهُ، فَإِنَّهُ عَلَى غَيْرِ الطَّرِيْقِ،َ

Dan apabila engkau melihat seseorang berkata bahwa mereka (para imam ahlus sunnah tersebut diatas) adalah para peragu, berhati-hatilah dari orang itu, sungguh orang itu berada di atas selain jalan (Sunnah),

وَإِذَا قَالَ: الْمُشَبِّهَةُ، فَاحْذَرُوْهُ فَإِنَّهُ جَهْمِيٌّ،

Dan bila (orang tersebut) berkata bahwa (mereka/ahlus sunnah) adalah Musyabbihah, berhati-hatilah dari orang itu, sungguh orang tersebut adalah seorang Jahmy,

وَإِذَا قَالَ: الْمُجَبِّرَةُ، فَاحْذَرُوْهُ، فَإِنَّهُ قَدَرِيٌّ،

Dan apabila orang itu berkata (mereka/ahlus sunnah) adalah Mujabbirah, berhati-hatilah dari orang itu, sungguh orang itu adalah seorang Qadary,

وَالْإِيْمَانُ يَتَفَاضَلُ، وَالْإِيْمَانُ قَوْلٌ وَعَمَلٌ وَنِيَّةٌ، وَالصَّلَاةُ مِنَ الْإِيْمَانِ، وَالزَّ كَاةُ مِنَ الْإِيْمَانِ، وَالْحَجُّ مِنَ الْإِيْمَانِ، وَإِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الْطَرِيْقِ مِنَ الْإِيْمَانِ،

Dan Iman itu berjenjang, Iman adalah ucapan, amalan dan niat. Shalat adalah keimanan, zakat adalah keimanan, haji adalah keimanan dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah keimanan,

وَنَقُوْلُ: النَّاسُ عِنْدَنَا مُؤْمِنُوْنَ بِالْاِسْمِ الَّذِي سَمَّاهُمُ اللّٰهُ وَالْإِقْرَارُ وَالْحُدُوْدُ وَالْمَوَارِيْثُ، وَلَا نَقُوْلُ حَقًّا وَلَا نَقُوْلُ عِنْدَ اللّٰهِ وَلَا نَقُوْلُ كَإِيْمَانِ جِبْرِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ لِأَنَّ إِيْمَانَهُمَا مُتَقَبَّلٌ،

Dan kami berkata bahwa manusia menurut kami adalah mukmin dengan nama yang Allah namakan. (demikian pula dalam) iqrar, hudud dan warisan. Kami tidak berkata (bahwa sesorang adalah mukmin) yang sebenarnya, kami tidak berkata (bahwa seseorang merupakan mukmin) di sisi Allah, juga kami tidak berkata (bahwa seseorang memiliki keimanan) seperti keimanan Jibril dan Mikail, karena keimanan mereka berdua diterima,

وَلَا يُصَلَّى خَلْفَ الْقَدَرِيِّ وَلَا الرَّافِضِيِّ وَلَا الْجَهْمِيِّ،

Dan janganlah shalat dibelakang Qadary, Rafidy [Syi’ah] dan Jahmy,

وَمَنْ قَالَ: إِن هَذِهِ الآيَةَ مَخْلُوْقَةٌ فَقَد فَهُوَ كَفِرٌ : ﴿ إِنَّنِيٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِي﴾ وَماَ كَانَ اللّٰهُ لَيَأْمُرَ مُوْسَى أَنْ يَعْبُدَ مُخْلُوْقًا،

Dan siapa saja yang berkata bahwa ayat ini adalah makhluk, sungguh dia telah kafir, “sesungguhnya Aku adalah Allah. Tiada ilah (yang berhak disembah) kecuali Aku, maka sembahlah Aku” (QS. Thaha: 14), Tidaklah Allah memerintah Musa untuk menyembah suatu makhluk,

وَيُعْرَفُ اللّٰهُ فِي السَّمَاءِ السَّابِعَةِ عَلَى عَرْشِهِ كَمَا قَالَ: ﴿ الرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوٰى * لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرٰى ﴾

Dan mengetahui Allah di langit ketujuh di atas Arsy-nya sebagaimana firman-Nya, “Ar-Rahman (Allah) Yang Maha Pemurah, yang ber istiwa’ di atas ‘Arsy . Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit dan di bumi, semua yang berada di antara keduanya, dan semua yang berada di bawah tanah” (QS. Thaha: 5-6),

وَالْجَنَّةُ وَالنَّارُ مَخْلُوْقَتَانِ وَلَا يَفْنَيَانِ،

Dan Surga dan Neraka adalah dua makhluk (yang telah dicipta) dan tidak akan sirna,

وَالصَّلَاةُ فَرِيْضَةٌ مِنَ اللّٰهِ وَاجِبَةٌ بِتَمَامِ رُكُوْعِهَا وَسُجُوْدِهَا وَالْقِرَاءَةِ فِيْهَا.

Dan shalat adalah kewajiban dari Allah dengan kesempurnaan rukuk, sujud dan bacaannya.[]

Aqidah Ahlus Sunnah Tagged: Ahlus Sunnah, akidah, Aqidah, Imam, Qutaibah, salaf

Belajar Akidah Ahlussunnah dari Mandzhumah Haiyah Ibnu Abi Dawud

Download:
Download PDF atau Download PDFatau Download PDF

Aqidah Ahlus Sunnah Tagged: Abu Bakar, Ahlus Sunnah, Aqidah, Ibnu Abu Dawud, salaf

Kapan Seseorang Keluar Dari Ahlus Sunnah

Nama eBook: Kapan Seseorang Keluar Dari Ahlus Sunnah
Penulis: Syaikh Dr. Ahmad Muhammad Shadiq An Najjar

Pengantar:

الحمد الله وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، أما بعد

Mengeluarkan seorang muslim dari Ahlusssunnah adalah perkara yang sangat berat, ia perlu pemahaman yang mendalam terhadap kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh para ulama, kemudian kaedah umum kadang tidak bisa diterapkan kepada Individu, dan orang yang berkata haruslah orang yang berilmu tentang ini.

Buku ini tidak terlalu tebal namun penuh dengan uraian yang bermanfaat, bersumber dari al-Qur’an, Hadits dan perkataan para Ulama, isi buku ini adalah:

Sambutan Syikh Dr. Shalih bin Sa’ad As Suhaimi
Sambutan Syikh Dr. Sulaiman bin Salimullah Ar Ruhaili
Muqaddimah
Bagian Pertama: Pokok yang Membedakan Para Imam Salaf dan Selain Mereka, Serta Hukum Bagi yang Menyelisihinya
Bagian Kedua: Hukum Terkait Perorangan Bagi yang Menyelisihi Pokok Aqidah Salaf
Penutup

Dibagaian penutup penulis berkata: “…Dan aku telah curahkan usahaku untuk menyusunnya secara ringkas sesuai dengan kaidah-kaidah para ulama. Aku akan sebutkan di sini kaidah-kaidah penting yang disarikan dari pembahasan ini, sebagaimana berikut ini:

Kaidah pertama: Mashdar talaqqi atau sumber pengambilan agama menurut para imam salaf: Al Quran dan Sunnah serta Ijma’.
Kaidah kedua: Setiap orang yang menyelisihi salaf dalam mashdar talaqqi maka dia termasuk pengikut hawa nafsu dan ahlul bid’ah.
Kaidah ketiga: Tidak ada ijma’ yang terukur kecuali yang menjadi kesepakatan tiga generasi terbaik yang pertama.
Kaidah keempat: Pondasi dari Al Jama’ah yaitu berpegang teguh dengan jalan para sahabat Nabi – radhiyallahu ‘anhum-.
Kaidah kelima: Setiap perkara yang masyhur kesesuaiannya dengan Al Quran dan Sunnah serta Ijma’, maka ia termasuk pokok di antara pokok-pokok aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Kaidah keenam: Penyelisihan satu di antara sekian pokok aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah kebid’ahan.
Kaidah ketujuh: Berpendapat dengan pendapat yang dikenal populer sebagai sesuatu yang menyelisihi Al Quran dan Sunnah serta Ijma’, adalah kebid’ahan.
Kaidah kedelapan: Person tertentu boleh jadi terlepas dari vonis mubtadi’ secara hukum asalnya, disebabkan ketiadaan syarat atau keberadaan faktor penghalang, meskipun ada faktor pendorong untuk itu.

Download:
Download PDF  mirror Download PDF

Aqidah Tagged: Ahlul Bid'ah, Ahlus Sunnah, Aqidah, Kaidah, Sumber Talaqqi

Halaman Berikutnya »

Cari

Cara Membuka eBook CHM Klik disini

Arsip

Kategori

Tulisan Terakhir

  • Syarah Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Doa-Doa Pilihan Terbaik
  • Pengaruh Ibadah Dalam Kehidupan
  • Buruh dan Majikan Dalam Pandangan Islam

RSS Soal Jawab Agama Islam

  • Apa Definisi Anak Yatim
  • Menerima Darah Orang Kafir
  • Bolehkah Anak Kecil Satu Shaf Dengan Orang Dewasa
  • Sholat Orang yang Masbuq, Jika Imam Kelebihan Rakaat

RSS Doa dan Dzikir

  • Dzikir Adalah Penyelamat Dari Siksa Allah
  • Bacaan Ketika Akan Masuk WC dan Syarahnya dari Subulus Salam
  • Konsisten Dalam Ber-DZIKIR
  • Meminta Ampun dan Taubat