Imam al-Muzani rahimahullah berkata:
KALIMAT PEMBUKA (MUQODDIMAH)
بسم الله الرحمن الرحيم
عَصَمَنَا اللهُ وَإِياَّكُمْ بِالتَّقْوَى وَوَفَّقَنَا وَإِياَّكُمْ لِمُوَافَقَةِ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّكَ أَصْلَحَكَ اللهُ سَأَلْتَنِي أَنْ أُوْضِحَ لَكَ مِنَ السُّنَّةِ أَمْرًا تُصَبِّرُ نَفْسَكَ عَلَى التَّمَسُّكِ بِهِ وَتَدْرَأُ بِهِ عَنْكَ شُبَهَ اْلأَقَاوِيْلِ وَزَيْغَ مُحْدَثاَتِ الضَّالِّيْنَ وَقَدْ شَرَحْتُ لَكَ مِنْهَاجًا مُوْضِحًا مُنِيْرًا لَمْ آلُ نَفْسِيْ وَإِياَّكَ فِيْهِ نُصْحًا بَدَأْتُ فِيْهِ بِحَمْدِ اللهِ ذِي الرُّشْدِ وَالتَّسْدِيْدِ
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Semoga Allah menjaga kita dengan taqwa dan memberikan taufiq kepada kita untuk (berjalan) sesuai petunjuk. Amma Ba’du. Sesungguhnya anda -semoga Allah memperbaiki keadaan anda- meminta kepada saya untuk menjelaskan as-Sunnah dengan penjelasan yang membuat jiwa anda bisa bersabar dalam berpegang teguh kepadanya, dan dengan penjelasan itu bisa menolak ucapan-ucapan yang mengandung syubhat (kerancuan), dan penyimpangan orang-orang yang mengada-ada lagi sesat. Saya akan jelaskan (sebentar lagi) manhaj (metode) yang jelas terang benderang dengan sepenuh jiwa pemberian nasehat untuk diri saya maupun anda. Saya mulai dengan memuji Allah yang memiliki petunjuk dan pengokohan (di atas kebenaran)
الْحَمْدُ لِلّهِ أَحَقُّ مَنْ ذُكِرَ وَأَوْلَى مَنْ شُكِرَ وَعَلَيْهِ أُثْنِي الْوَاحِدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَيْسَ لَهُ صَاحِبَةٌ وَلاَ وَلَد جَلَّ عَنِ الْمَثِيْلِ فَلاَ شَبِيْهَ لَهُ وَلاَ عَدِيْلَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ اْلمنِيْعُ الرَّفِيْعُ
Segala puji bagi Allah, Dzat Yang Paling berhak untuk diingat, Yang Paling Utama untuk disyukuri. Kepada-Nyalah aku memuji. Yang Maha Tunggal, Tempat bergantung (seluruh makhluk), Yang tidak memiliki istri maupun anak. Maha Mulya (jauh) dari yang semisal. Tidak ada yang serupa bagi-Nya maupun sebanding. Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berilmu, Maha Mengetahui secara detail. Maha Mencegah dan Yang Maha Tinggi.
ALLAH TINGGI DI ATAS ‘ARSY
SEKALIGUS DEKAT DENGAN HAMBA-NYA
عَالٍ عَلَى عَرْشِهِ فِي مَجْدِهِ بِذَاتِهِ وَهُوَ دَانٍ بِعِلْمِهِ مِنْ خَلْقِهِ أَحَاطَ عِلْمُهُ بِاْلأُمُوْرِ وَأَنْفَذَ فِي خَلْقِهِ سَابِقَ الْمَقْدُوْرِ وَهُوَ الْجَوَّادُ الْغَفُوْرُ {يَعْلَمُ خَائِنَةَ اْلأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ}
Tinggi di atas ‘Arsy-Nya, dalam Kemulyaan-Nya dengan Dzat-Nya. Dia dekat dengan Ilmu-Nya dari hamba-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala perkara. Dan Dia mewujudkan dalam penciptaan-Nya (sesuai) yang telah ditaqdirkan sebelumnya. Dan Dia Yang Maha Dermawan lagi Maha Pengampun. {Dia Mengetahui pandangan-pandangan mata yang berkhianat dan segala yang disembunyikan (dalam) dada (Q.S Ghafir/ al-Mu’min:19)}
KETENTUAN TAQDIR ALLAH
فَالْخلْقُ عَامِلُوْنَ بِسَابِقِ عِلْمِهِ وَنَافِذُوْنِ لِمَا خَلَقَهُمْ لَهُ مِنْ خَيْرٍ وَشَرٍّ لاَ يَمْلِكُوْنَ لِأَنْفُسِهِمْ مِنَ الطَّاعَةِ نَفْعًا وَلاَ يَجِدُوْنَ إِلَى صَرْفِ اْلمعْصِيَةِ عَنْهَا دَفْعًا
Para makhluk adalah para pelaku perbuatan (yang terjadi) sesuai Ilmu-Nya (yang mendahului terjadinya perbuatan tersebut), dan para makhluk itu melaksanakan apa yang telah diciptakan oleh-Nya berupa kebaikan atau keburukan. Mereka tidak mempunyai kekuasaan untuk mendapat manfaat dalam berbuat ketaatan. Mereka juga tidak mampu untuk menolak hal-hal yang bisa memalingkan mereka pada kemaksiatan.
IMAN TERHADAP MALAIKAT
خَلَقَ الْـخَلْقَ بِـمَشِيْئَتِهِ عَنْ غَيْرَ حَاجَةٍ كَانَتْ بِهِ فَخَلَقَ الْمَلَائِكَةَ جَمِيْعًا لِطَاعَتِهِ وَجَبَلَهُمْ عَلَى عِبَادَتِهِ فَمِنْهُمْ مَلَائِكَةٌ بِقَدْرَتِهِ لِلْعَرْشِ حَامِلُوْنَ وَطَائِفَةٌ مِنْهُمْ حَوْلَ عَرْشِهِ يُسَبِحُّوْنَ وَآخَرُوْنَ بِحَمْدِهِ يُقَدَّسُوْنَ وَاصْطَفَى مِنْهُمْ رَسُلًا إِلَى رُسُلِهِ وَبَعْضٌ مُدَبِّرُوْنَ لِأَمْرِهِ
Dia menciptakan makhluk dengan Kehendak-Nya bukan karena kebutuhan. Dia menciptakan Malaikat seluruhnya untuk taat kepada-Nya, dan menjadikan tabiat (Malaikat) itu adalah beribadah kepada-Nya. Di antara Malaikat itu ada yang (bertugas) dengan kemampuannya memikul Arsy. Sebagian lagi bertasbih di sekitar Arsy. Yang lain mensucikan-Nya dengan memuji-Nya. Dia (Allah) memilih di antara mereka (Malaikat) sebagai utusan kepada utusan-Nya. Sebagian lagi mengatur (urusan-urusan lain) sesuai perintah-Nya
AKIDAH TENTANG NABI ADAM
ثُمَّ خَلَقَ آدَمَ بِيَدِهِ وَأَسْكَنَهُ جَنَّتَهُ وَقَبْلَ ذَلِكَ لِلْأرْضِ خَلَقَهُ وَنَهَاهُ عَنْ شَجَرَةٍ قَدْ نَفَذَ قَضَاؤُهُ عَلَيْهِ بِأَكْلِهَا ثُمَّ ابْتَلاَهُ بِمَا نَهَاهُ عَنْهُ مِنْهَا ثُمَّ سَلَّطَ عَلَيْهِ عَدُوَّهُ فَأَغْوَاهُ عَلَيْهَا وَجَعَلَ أَكْلَهُ لَهَا إِلَى اْلأَرْضِ سَبَبًا فَمَا وَجَدَ إِلَى تَرْكِ أَكْلِهَا سَبِيْلاً وَلاَ عَنْهُ لَهاَ مَذْهَبًا
Kemudian Dia menciptakan Adam dengan Tangan-Nya, dan Dia berikan tempat tinggal untuknya (Adam) di surga-Nya. Sebelum itu Allah ciptakan dia untuk bumi. Dan Allah larang ia dari suatu pohon. Telah terlaksana Ketentuan-Nya untuk Adam bahwasanya ia akan memakannya. Kemudian Allah mengujinya dengan larangan-Nya. Kemudian Allah jadikan musuhnya menguasainya, hingga menyimpangkannya (Adam). Dan Allah jadikan perbuatan memakan (bagian dari) pohon itu adalah penyebab (kembalinya) ke bumi. Tidak ada jalan lain bagi Adam untuk tidak memakannya (pasti terjadi).
PENGHUNI SURGA DAN NERAKA
ثُمَّ خَلَقَ لِلْجَنَّةِ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ أَهْلاً فَهُمْ بِأَعْمَالِهَا بِمَشِيْئَتِهِ عَامِلُوْنَ وَبِقُدْرَتِهِ وَبِإِرَادَتِهِ يَنْفُذُوْنَ وَخَلَقَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ لِلنَّارِ أَهْلاً فَخَلَقَ لَهُمْ أَعْيُنًا لاَ يُبْصِرُوْنَ بِهَا وَآذَانًا لاَ يَسْمَعُوْنَ بِهَا وَقُلُوْبًا لاَ يَفْقَهُوْنَ بِهَا فَهُمْ بِذَلِكَ عَنِ الْهُدَى مَحْجُوْبُوْنَ وَبِأَعْمَالِ أَهْلِ النَّارِ بِسَابِقِ قَدَرِهِ يَعْمَلُوْنَ
Kemudian Dia menciptakan penghuni surga dari keturunan Adam. Orang-orang tersebut adalah para pelaku amalan-amalan mereka sesuai kehendak-Nya. Mereka melaksanakan sesuai dengan kekuasan dan kehendak-Nya. Dan Allah menciptakan penduduk neraka dari keturunan Adam. Allah ciptakan untuk mereka mata yang tidak digunakan untuk melihat (hal-hal yang diperintahkan), telinga yang tidak digunakan untuk mendengar (perintah Allah), dan hati yang tidak digunakan untuk memahami (firman Allah). Mereka dengan hal itu terhalang dari petunjuk. Mereka mengamal-kan perbuatan-perbuatan penduduk nereka sesuai dengan takdir yang mendahului perbuatan tersebut.
HAKIKAT KEIMANAN
وَالْإِيْمَانُ قَوْلٌ وَعَمَلٌ مَعَ اعْتِقَادِهِ بِالْجَناَنِ قَوْلٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالْجَوَارِحِ وَالْأَرْكَانِ وَهُمَا سَيَّانِ وَنِظَامَانِ وَقَرِيْنَانِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَهُمَا لاَ إِيْمَانَ إِلاَّ بِعَمَلٍ وَلاَ عَمَلَ إِلاَّ بِإِيْمَانٍ وَالْمُؤْمِنُوْنَ فِي اْلإِيْمَانِ يَتَفَاضَلُوْنَ وَبِصَالِحِ الْأَعْمَالِ هُمْ مُتَزَايِدُوْنَ وَلاَ يَخْرُجُوْنَ باِلذُّنُوْبِ مِنَ اْلإِيْمَانِ وَلاَ يَكْفُرُوْنَ بِرُكُوْبِ كَبِيْرَةٍ وَلاَ عِصْيَانٍ وَلاَ نُوْجِبُ لِمُحْسِنِهِمُ الْجِناَنَ بَعْدَ مَنْ أَوْجَبَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ نَشْهَدُ عَلَى مُسِيْئِهِمْ بِالنَّارِ
Dan Iman adalah ucapan dan perbuatan, bersamaan dengan keyakinan dalam hati. (Iman) adalah ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota tubuh. Keduanya adalah dua sisi yang melekat tak terpisahkan. Tidak ada iman kecuali dengan amal, dan tidak ada amal kecuali dengan iman. Kaum mukminin bertingkat-tingkat keimanannya. Amalan sholeh meningkatkan keimanan. Tidaklah mengeluarkan dari keimanan (sekedar) perbuatan dosa. Tidaklah (seorang mukmin) dikafirkan dengan melakukan perbuatan dosa besar atau kemaksiatan. Kita tidak memastikan surga bagi orang yang berbuat baik di antara mereka, kecuali yang telah ditetapkan kepastiannya oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam. Kita juga tidak mempersaksikan kepastian neraka bagi orang yang berbuat keburukan di antara mereka (kaum muslimin).
ALQURAN ADALAH KALAM ALLAH BUKAN MAKHLUK
وَالْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمِنْ لَدُنْهُ وَلَيْسَ بِمَخْلُوْقٍ فَيَبِيْدُ
Al-Quran adalah Kalam (Ucapan) Allah Azza Wa Jalla dan dari sisiNya, bukanlah makhluk sehingga tidak akan binasa.
SIFAT-SIFAT ALLAH
وَكَلِمَاتُ اللهِ وَقُدْرَةُ اللهِ وَنَعْتُهُ وَصِفَاتُهُ كَامِلاَتٌ غَيْرُ مَخْلُوْقَاتٍ دَائِمَاتٌ أَزَلِيَّاتٌ وَلَيْسَتْ بِمُحْدَثاَتٍ فَتَبِيْد وَلاَ كَانَ رَبُّنَا نَاقِصًا فَيَزِيْد جَلَّتْ صِفَاتُهُ عَنْ شِبْهِ صِفَاتِ الْمَخْلُوْقِيْنَ وَقَصُرَتْ عَنْهُ فِطَنُ الْوَاصِفِيْنَ قَرِيْبٌ بِالْإِجَابَةِ عِنْدَ السُّؤَالِ بَعِيْدٌ بِالتَّعَزُّزِ لاَ يُناَلُ عَالٍ عَلَى عَرْشِهِ بَائِنٌ مِنْ خَلْقِهِ مَوْجُوْدٌ وَ لَيْسَ بِمَعْدُوْمٍ وَلاَ بِمَفْقُوْدٍ
Kalimat-kalimat Allah, Kekuasaan Allah, dan Sifat-sifat-Nya adalah sempurna, bukan makhluk. (Sifat-sifat) itu selalu ada (abadi) dan azali (tidak bermula dari ketiadaan), tidaklah merupakan hal-hal yang baru sehingga bisa lenyap. Tuhan kita juga tidaklah mengandung kekurangan hingga butuh penambahan. Maha Mulya Sifat-Nya dari keserupaan dengan sifat-sifat makhluk. Kecerdasan pikiran makhluk tidak mampu mensifatkanNya (secara menyeluruh dan mendetail). Dia dekat mengabulkan permintaan, jauh dengan kemulyaan sehingga tidak bisa dijangkau oleh upaya buruk terhadapNya. Tinggi di atas Arsy-Nya terpisah dari makhluk-Nya. Dia ada, bukan tidak ada atau hilang.
AJAL TIAP MAKHLUK SETELAH
SEMPURNA REZEKI MEREKA
وَالْخَلْقُ مَيِّتُوْنَ بِآجَالِهِمْ عِنْدَ نَفَادِ أَرْزَاقِهِمْ وَانْقِطَاعِ آثاَرِهِمْ
Dan para makhluk akan mati dengan ajal mereka, ketika telah habis (bagian) rezekinya dan terputus langkah hidupnya.
HIMPITAN ALAM KUBUR DAN PERTANYAAN
ثُمَّ هُمْ بَعْدَ الضَغْطَةِ فِي الْقُبْوُرِ مُسَاءَلُوْنَ
Kemudian, setelah himpitan di kubur mereka akan ditanya.
MANUSIA DIKUMPULKAN
DAN MENGALAMI PERHITUNGAN AMAL
وَبَعْدَ الْبِلَى مَنْشُوْرُوْنَ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى رَبِّهِمْ مَحْشُوْرُوْنَ وَلَدَى الْعَرْضِ عَلَيْهِ مُحَاسَبُوْنَ بِحَضْرَةِ الْمَوَازِيْنِ وَنَشْرِ صُحُفِ الدَّوَاوِيْنَ أَحْصَاهُ اللهُ وَنَسُوْهُ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ لَوْ كَانَ غَيْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ اْلحَاكِمُ بَيْنَ خَلْقِهِ لَكِنَّهُ اللهُ يَلِي الْحُكْمَ بَيْنَهُمْ بِعَدْلِهِ بِمِقْدَارِ اْلقَائِلَةِ فِي الدُّنْيَا وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِيْنَ كَمَا بَدَأَهُ لَهُمْ مِنْ شَقَاوَةٍ وَسَعَادَةٍ يَوْمَئِذٍ يَعُوْدُوْنَ فَرِيْقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِي السَّعِيْرِ
Dan setelah hancur binasa mereka dibangkitkan. Pada hari kiamat mereka dikumpulkan menuju Tuhan mereka. Di masa penampakan amal mereka dihisab. Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan dan ditebarkannya lembaran-lembaran (catatan amal). Allah menghitung (dengan teliti) sedangkan mereka melupakannya. (Hal itu terjadi) pada hari yang kadarnya (di dunia) adalah 50 ribu tahun. Kalaulah seandainya bukan Allah sebagai hakimnya (niscaya tidak akan bisa), akan tetapi Allah-lah yang menetapkan hukum di antara mereka secara adil. Sehingga lama waktunya (bagi orang beriman) adalah sekadar masa istirahat siang di dunia, dan Dialah (Allah) Yang Paling Cepat Perhitungan (Hisab)-nya. Sebagaimana Dia memulai (penciptaan) mereka, ada yang sengsara atau bahagia, pada hari itu mereka dikembalikan. Sebagian masuk surga sebagian masuk neraka.
PENDUDUK SURGA MERASAKAN
KENIKMATAN-KENIKMATAN
وَأَهْلُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ فِي الْجَنَّةِ يَتَنَعَّمُوْنَ وَبِصُنُوْفِ اللَّذَّاتِ يَتَلَذَّذُوْنَ وَبِأَفْضَلِ الْكَرَامَاتِ يُحْبَرُوْنَ
Dan penduduk surga pada hari itu bersenang-senang di surga, dengan berbagai kelezatan mereka menikmatinya. Dan dengan kemulyaan yang tertinggi mereka dimulyakan.
PENDUDUK SURGA MELIHAT WAJAH ALLAH
فَهُمْ حِيْنَئِذٍ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْظُرُوْنَ لاَ يُمَارُوْنَ فِي النَّظَرِ إِلَيْهِ وَلاَ يَشُكُّوْنَ فَوُجُوْهُهُمْ بِكَرَامَتِهِ نَاضِرَةٌ وَأَعْيُنُهُمْ بِفَضْلِهِ إِلَيْهِ نَاظِرَةٌ فِي نَعِيْمٍ دَائِمٍ مُقِيْمٍ وَ {لاَ يَمَسُّهُمْ فِيْهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِيْنَ}
Mereka pada hari itu memandang kepada Rabb mereka, tidak bimbang dan ragu dalam memandangnya. Wajah-wajah mereka cerah dengan kemulyaan dari-Nya. Mata mereka memandang kepada-Nya dengan fadhilah yang diberikanNya. (Mereka) berada dalam kenikmatan yang terus menerus kekal. Dan {Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan darinya (surga). (Q.S al-Hijr:48)}
SIKSAAN UNTUK PENDUDUK NERAKA
{أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى الْكَافِرِيْنَ النَّارَ} وَأَهْلُ الْجَحْدِ {عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمِئِذٍ لَمَحْجُوْبُوْنَ} وَفِي النَّارِ يُسْجَرُوْنَ {لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَفِي اْلعَذَابِ هُمْ خَالِدُوْنَ} وَ {لاَ يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوْتُوا وَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا كَذلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُوْرٍ} الآية خَلاَ مَنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الْمُوَحِّدِيْنَ إِخْرَاجَهُمْ مِنْهَا
{Makanan dan naungan untuk mereka selalu ada. Itu adalah balasan bagi orang yang bertaqwa, dan balasan orang-orang Kafir adalah neraka. (Q.S ar-Ra’d:35)}. Sedangkan orang-orang yang menentang (perintah Allah), {terhalang dari (memandang Wajah) Tuhan mereka. (Q.S al-Muthoffifiin:15)}, mereka dibakar dalam api {Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka dan mereka akan kekal dalam siksaan. (Q.S al-Maaidah:80)} dan {Mereka tidak dibinasakan sehingga mati dan tidak pula diringankan untuk mereka adzab. Demikianlah Kami beri balasan setiap orang yang sangat Kafir. (Q.S Faathir:36)} Kecuali bagi yang Allah kehendaki dari kalangan orang yang mentauhidkan Allah, Allah keluarkan darinya (neraka).
KETAATAN KEPADA PEMERINTAH MUSLIM
وَالطَّاعَةُ لِأُولِي الْأَمْرِ فِيْمَا كَانَ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مَرْضِياًّ وَاجْتِنَابِ مَا كَانَ عِنْدَ اللهِ مُسْخِطًا. وَتَرْكُ الْخُرُوْجِ عِنْدَ تَعَدِّيْهِمْ وَجَوْرِهِمْ وَالتَّوْبَةِ إِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ كَيْمَا يَعْطِفُ بِهِمْ عَلَى رَعِيَّتِهِمْ
Dan bersikap taat kepada Ulil Amri (pemerintah) dalam hal-hal yang diridlai Allah Azza wa Jalla, dan meninggalkan (ketaatan kepada mereka) pada hal-hal yang dimurkai Allah. Meninggalkan sikap khuruj (menentang kekuasaannya) ketika pemerintah bersikap sewenang-wenang dan tidak adil. Bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla agar pemerintah bersikap kasih sayang terhadap rakyatnya.
MENJAUHI KEBID’AHAN DAN PELAKUNYA
وَالْإِمْسَاكُ عَنْ تَكْفِيْرِ أَهْلِ الْقِبْلَةِ وَالْبَرَاءَةِ مِنْهُمْ فِيْمَا أَحْدَثُوْا مَا لَمْ يَبْتَدِعُوْا ضَلاَلاً فَمَنِ ابْتَدَعَ مِنْهُمْ ضَلاَلاً كَانَ عَلَى أَهْلِ الْقِبْلَةِ خَارِجًا وَمِنَ الدِّيْنِ مَارِقًا وَيُتَقَرَّبُ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ بِالْبَرَاءَةِ مِنْهُ وَيُهْجَرُ وَيُحْتَقَرُ وَتُجْتَنَبُ غُدَّتُهُ فَهِيَ أَعْدَى مِنْ غُدَّةِ الْجَرَبِ
Dan menahan diri dari mengkafirkan Ahlul Kiblat (muslim) dan berlepas diri dari mereka dari apa-apa yang diadakan, sepanjang mereka tidak melakukan kebid’ahan yang sesat. Barangsiapa yang melakukan kebid’ahan yang sesat (yang sampai pada taraf kafir), maka keluar dari Ahlul Kiblat dan agama (Islam). Dan (kita) ber-taqorrub kepada Allah Azza wa Jalla dengan berlepas diri darinya (kebid’ahan). Diboikot, dihinakan, dan dijauhi penyakitnya yang lebih menular dibandingkan penyakit kurap.
MENCINTAI PARA SAHABAT NABI
وَيُقَالُ بِفَضْلِ خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبِيْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَهُوَ أَفْضَلُ الْخَلْقِ وَأَخْيَرُهُمْ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنُثَنِّي بَعْدَهُ بِالْفَارُوْقِ وَهُوَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَهُمَا وَزِيْرَا رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضَجِيْعَاهُ فِي قَبْرِهِ وَجَلِيْسَاهُ فِي الْجَنَّةِ وَنُثَلِّثُ بِذي النُّوْرَيْنِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ثُمَّ بِذِي الْفَضْلِ وَالتَّقِىِّ عَلِي بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ ثُمَّ الْبَاقِيْنَ مِنَ الْعَشْرَةِ الَّذِيْنَ أَوْجَبَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجَنَّةَ وَنُخْلِصُ لِكُلِّ رَجُلٍ مِنْهُمْ مِنَ اْلمحَبَّةِ بِقَدْرِ الّذِي أَوْجَبَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ التَّفْضِيْلِ ثُمَّ لِ سَائِرِ أَصْحَابِهِ مِنْ بَعْدِهِمْ رَضِي اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ
Dan dikatakan tentang keutamaan Khalifah (pengganti) Rasulullah shollallahu alaihi wasallam: Abu Bakr radhiyallaahu anhu adalah manusia terbaik dan terpilih setelah Nabi shollallahu alaihi wasallam. Kita sebutkan di urutan kedua setelahnya adalah al-Faruq Umar bin al-Khoththob radhiyallaahu anhu. Keduanya adalah orang dekat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, yang bersebelahan kuburnya, dan teman duduk di surga. Kemudian kita sebutkan yang ketiga adalah Dzun Nuuroini (pemilik dua cahaya) Utsman bin Affan radhiyallaahu anhu, kemudian (setelahnya) adalah pemilik kemulyaan dan ketaqwaan Ali bin Abi Tholib radhiyallaahu anhum ‘ajmaiin (semoga Allah meridhai mereka berempat). Kemudian (setelah itu) sepuluh orang yang dipastikan oleh Rasulullah shollallahu alaihi wasallam masuk surga. Kita memurnikan kecintaan kepada setiap di antara mereka dengan kadar kecintaan yang ditetapkan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam sesuai keutamaan mereka. Kemudian (demikian juga sikap kita) kepada seluruh Sahabat beliau setelahnya semoga Allah meridhai mereka seluruhnya.
TIDAK MEMBICARAKAN PERSELISIHAN
YANG TERJADI DI ANTARA PARA SAHABAT NABI
وَيُقَالُ بِفَضْلِهِمْ وَيُذْكَرُوْنَ بِمَحَاسِنِ أَفْعَالِهِمْ وَنُمْسِكُ عَنِ الْخَوْضِ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ فَهُمْ خِيَارُ أَهْلِ اْلأَرْضِ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ ارْتَضَاهُمُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِنَبِيِّهِ وَخَلَقَهُمْ أَنْصَارًا لِدِيْنِهِ فَهُمْ أَئِمَةُ الدِّيْنِ وَأَعْلاَمُ الْمُسْلِمِيْنَ فَ رَحْمَةُ اللهِ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ
Disebutkan keutamaan mereka (para Sahabat Nabi), disebutkan kebaikan-kebaikan perbuatan mereka. Kita menahan diri dari membicarakan perselisihan di antara mereka. Mereka adalah penghuni bumi terbaik setelah Nabi mereka. Allah jadikan Nabi mereka ridha kepada mereka. Allah ciptakan mereka sebagai penolong untuk agamaNya. Mereka adalah para pemimpin agama, dan pemimpin kaum muslimin. Semoga rahmat Allah (tercurah) untuk mereka seluruhnya.
SHOLAT DI BELAKANG PEMIMPIN MUSLIM
وَلاَ نَتْرُكُ حُضُوْرَ صَلاَةِ الْجُمُعَةِ وَصَلاَتِهَا مَعَ بِرِّ هَذِهِ اْلأُمَّةِ وَفَاجِرِهَا لَازِمٌ مَا كَانَ مِنَ الْبِدْعَةِ بَرِيًّا فَإِنِ ابْتَدَعَ ضَلاَلاً فَلاَ صَلاَةَ خَلْفَهُ وَالْجِهَادَ مَعَ كُلِّ إِمَامٍ عَدْلٍ أَوْ جَائِرٍ وَالْحَجُّ
Dan kita tidaklah meninggalkan (keharusan) menghadiri sholat Jumat. (Tetap wajib) melakukan sholat tersebut bersama (pemimpin) dari umat ini (Islam) yang baik ataupun fajir (banyak berbuat dosa), selama pemimpin tersebut bersih dari kebid’ahan. Jika ia melakukan kebid’ahan yang sesat (yang menyebabkan kekafiran), tidaklah boleh sholat di belakangnya. Dan jihad dilakukan bersama pemimpin yang adil atau tidak adil. Demikian juga haji.
SHOLAT DAN PUASA MUSAFIR
وَإِقْصَارُ الصَّلاَةِ فِي اْلأَسْفَارِ وْالْاِخْتِيَارُ فِيْهِ بَيْنَ الصِّيَامِ وَاْلِإفْطَارِ فِي اْلأَسْفَارِ إِنْ شَاءَ صَامَ وَإِنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Mengqoshor sholat dalam safar, dan pilihan bolehnya berpuasa atau berbuka dalam keadaan safar. Jika dia mau boleh berpuasa, boleh juga berbuka.
AQIDAH PARA ULAMA SALAF
هذِهِ مَقَالاَتٌ وَأَفْعَالٌ اجْتَمَعَ عَلَيْهَا الْمَاضُوْنَ اْلأَوَّلُوْنَ مِنْ أَئِمَّةِ الْهُدَى وَبِتَوْفِيْقِ اللهِ اعْتَصَمَ بِهَا التَّابِعُوْنَ قُدْوَةً وَرِضًى وَجَانَبُوا التَّكَلُّفَ فِيْمَا كُفُّوْا فَسُدِّدُوْا بِعَوْنِ اللهِ وَوُفِّقُوْا لَمْ يَرْغَبُوْا عَنِ اْلاِتِّبَاعِ فَيُقَصِّرُوْا وَلَمْ يُجَاوِزُوْهُ تَزَيُّدًا فَيَعْتَدُوا فَنَحْنُ بِاللهِ وَاثِقُوْنَ وَعَلَيْهِ مُتَوَكِّلُوْنَ وَإِلَيْهِ فِي اتِّباَعِ آثَارِهِمْ رَاغِبُوْنَ
Ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan ini telah disepakati sejak dulu kala di masa awal para pemimpin (agama) yang berada di atas petunjuk Allah. Orang-orang (setelahnya) mengikutinya sebagai teladan dan meridhainya. Mereka meninggalkan sikap memberatkan diri terhadap apa yang tidak dikerjakan (para Sahabat Nabi) sehingga mereka dikokohkan dan diberi taufiq dengan pertolongan Allah. Mereka tidaklah membenci sikap ittiba’ (mengikuti Sunnah Nabi dan para Sahabatnya). Mereka tidaklah mengurangi dan tidak menambah. Kepada Allah-lah kami percaya, dan hanya kepada-Nya kami bertawakkal. Dan kepada-Nya-lah kami berharap dalam mengikuti jejak (kehidupan) mereka (para Ulama’ Salaf).
MENJALANKAN KEWAJIBAN
DAN HAL-HAL YANG DISUNNAHKAN
فَ هذَا شَرْحُ السُّنَّةِ تَحَرَّيْتُ كَشْفَهَا وَأَوْضَحْتُهَا فَمَنْ وَفَّقَهُ اللهُ لِلْقِيَامِ بِمَا أبَنْتُهُ مَعَ مَعُوْنَتِهِ لَهُ بِالْقِيَامِ عَلَى أَدَاءِ فَرَائِضِهِ بِالْاِحْتِيَاطِ فِي النَّجَاسَاتِ وَإِسْبِاغِ الطَّهَارَةِ عَلَى الطَّاعَاتِ وَأَدَاءِ الصَّلَوَاتِ عَلَى اْلاِسْتِطَاعَاتِ وَإِيْتَاءِ الزَّكاَةِ عَلَى أَهْلِ الْجَدَّاتِ وَالْحَجِّ عَلَى أَهْلِ اْلجَدَّةِ وَاْلاِسْتِطَاعَاتِ وَصِيَامِ الشَّهْرِ لِأَهْلِ الصِّحَّاتِ وَخَمْسِ صَلَوَاتٍ سَنَّهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَعْدِ الصَّلَوَاتِ صَلاَةِ الْوِتْرِ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ وَرَكْعَتَيِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ اْلفِطْرِ وَالنَّحْرِ وَصَلاَةِ كُسُوْفِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ إِذَا نَزَلَ وَصَلاَةِ اْلاِسْتِسْقَاءِ مَتَى وَجَبَ
Maka ini adalah penjelasan terhadap as-Sunnah (akidah). Aku pilih dalam menyingkap (maknanya) dan menjelaskannya. Barangsiapa yang Allah beri taufiq untuk menegakkan apa yang aku jelaskan, dengan pertolongan-Nya untuk menegakkan kewajiban-kewajiban, dan berhati-hati dari najis, menyempurnakan thoharoh (bersuci) dalam ketaatan, menunaikan sholat sesuai kemampuan, menunaikan zakat bagi yang kaya, berhaji bagi yang mampu, puasa Ramadhan bagi orang yang sehat, dan 5 sholat yang disunnahkan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam selain sholat fardlu, yaitu : sholat witir pada tiap malam, dua rokaat fajar (sebelum sholat Subuh), sholat Iedul Fithri dan Adha, sholat gerhana matahari dan bulan jika terjadi, sholat istisqo’ ketika dibutuhkan.[]
Download Kitab Sumber (PDF):
1. إسْـماَعِيلُ بْنُ يَحْيَى الـمزَنِيُّ وَرِسَالَتَهُ شَرْهُ السُّنَّةِ
2. Buku Penjelasan Syarhus Sunnah lil Muzani