الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، والصلاة والسلام على إمام المرسلين، نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:
Abu Al Mahasin Ad-Dimasyqi rahimahullah berkata di dalam Dzail Tadzkiratul Huffazh:
Ibnu Katsir adalah: Seorang syaikh, al imam, al alim, al hafizh, al mufid, tokoh kaliber. la adalah, Imaduddin Abu Fida Isma’il bin Umar bin Katsir bin Dhau’ bin Katsir bin Dzar’ Al Bashrawi, Ad-Dimasyqi, Asy-Syafi’i (bermadzhab Syafi’i).
la lahir di dusun Mijdal, termasuk bagian kota Bushra pada tahun 701, dan ayahnya adalah seorang pendakwah di kota tersebut.
Kemudian ia pindah ke Damaskus pada tahun 706 H. Ia menimba ilmu dari syaikh Burhanudin Al Fazari dan yang lainnya. Ia juga mendengar dari Ibnu Suwaid, Al Qasim, Ibnu Asakir, dan banyak lagi.
Ia juga menjalin hubungan keluarga (menjadi menantu) dengan al hafizh Al Mizzi, maka ia pun banyak meriwayatkan darinya, berfatwa, menelaah, dan berdiskusi dengannya. Ia sangat mumpuni dalam fikih, tafsir, nahwu, dan sangat mengerti tentang kondisi para perawi dan kritikus hadits.
Ia dipercaya memimpin majelis pengajian Ummu Shalih setelah Adz-Dzahabi.
Adz-Dzahabi menyebutkan di dalam Masudah Thabaqat Al Hufazh dan Al Mu’jam Al Mukhtash: Ia adalah seorang yang fakih (mumpuni dalam ilmu fikih), solid, muhaddits, pentahqiq, mufassir, pengkritik, dan memiliki beberapa karangan mushannaf yang sangat baik.
Diantara mushannaf-nya adalah:
- Kitab At-Takmil fi ma’rifati ats-tsiqat wa adh-dhu’afa wa al majahil. Ia menggabung antara kitab Tahdzib dan Al Mizan yang meliputi 5 jilid,
- Kitab Al Bidayah wa An-Nihayah yang meliputi 54 juz,
- Kitab Al Hadyu wa As-Sunan fi Ahadits Al Masanid wa As-Sunan di dalamnya ia menggabungkan antara hadits-hadits dari Musnad Imam Ahmad, Al Bazzar, Abu Ya’la, Ibnu Abu Syaibah, hingga kutub sittah (enam kitab hadits terkemuka)
Al Hafizh Imaduddin Ibnu Katsir mengabarkan kepadaku dengan membacanya, ia berkata, “Abu Abbas Ahmad bin Abu Thalib mengabarkan kepada kami, juga Ahmad Al Madzkur mengijazahkan kepadaku, ia berkata, “Abu Manja bin Latta mengabarkan kepadaku, ia berkata, Abu Al Waqt Ash-Shufi mengabarkan kepadaku, ia berkata, Al-Laits bin Sa’d meriwayatkan kepada kami dari Abu Zubair, dari Jabir radiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَدْخُلُ أَحَدٌ مِـمَّنْ بَايَعَ تَـحْتَ الشَّجَرَةِ النَّارَ
“Tidak seorang pun masuk neraka dari mereka yang ikut berbaiat di bawah pohon. ” HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dari Qutaibah dari Al-Laits. (Al Ba’its Al Hatsits Syarh Ulum Al Hadits)
Download: